Minggu lalu sekolah tempatku mengajar, SMP Plus Riyadlul Mustaqim Mandiraja, Banjarnegara, mengadakan kegiatan Class Meeting. Dalam kegiatan ini diadakan berbagai macam perlombaan. Salah satunya adalah pertandingan sepak bola antar kelas.
Dikarenakan sekolah kami belum memiliki lapangan yang memadai untuk melangsungkan pertandingan sepak bola, maka pertandingan diadakan di lapangan desa Kertayasa. Lapangan ini berjarak sekitar 1 km dari sekolah kami. Lumayan jauh jika ditempuh dengan jalan kaki.
Di tengah pertandingan sepak bola, tiba-tiba salah seorang murid menghampiriku bersama dengan dua orang guru lainnya.
"Bu, Shofi kakinya terluka Bu"
"Luka apa Nang, coba bawa kesini"
Shofi pun datang menghampiri kami bertiga. Terlihat di samping kuku jempol kakinya mengeluarkan cairan berwarna merah, darah. Seringai kesakitan terlihat di wajahnya.
"Bu, mbekto P3K boten?" ucapku seraya bertanya pada guru yang lain.
"Boten we Bu. Wau supe."
Seketika aku teringat zaman masih kecil, ketika masih suka main masak-masakan di kebun samping rumah. Biasanya saat ada yang keperang (terkena pisau), Mae (panggilan ibu di kampung saya) akan menyuruh kami memotong batang daun pisang dan mengalirkan getahnya ke atas luka keperang tadi.
"Nang, Bu Guru tidak bawa P3K. Lukanya dibersihkan pakai air, terus dikasih getah batang pisang ya!"