Lihat ke Halaman Asli

Nur Laila Sofiatun

Guru dan Penulis

Kasus Oknum PSHT Bentrok dengan Warga, Bukti Oknum Tak Resapi Ajarannya Sendiri

Diperbarui: 10 Agustus 2022   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar video penganiayaan seorang warga oleh warga PSHT (sumber: ig: beritadiy)

Saat ini dunia maya sedang ramai membicarakan kasus salah satu oknum perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang bentrok dengan warga Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Kejadian ini terjadi hari Ahad 7 Agustus 2022.

Dalam berbagai berita diceritakan bahwa bentrokan terjadi diawali dengan warga yang menegur oknum PSHT yang sedang melaksanakan konvoi. Konvoi ini sendiri diadakan dalam rangka memperingati satu abad PSHT. 

Dilansir dari laman wikipedia, PSHT merupakan organisasi perguruan pencak silat yang diprakarsai oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Organisasi ini didirikan pada tahun 2022 dengan nama Persaudaraan Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC).

Ajaran PSHT

PSHT adalah salah satu perguruan silat yang cukup besar di Indonesia. Jumlah warganya (penyebutan untuk anggota organisasi) saat ini sudah mencapai angka 7 jutaan. Organisasi ini mengajarkan seni bela diri pencak silat yang digunakan untuk melindungi diri maupun untuk pertandingan.

Selain mengajarkan seni bela diri pencak silat, PSHT juga mengajarkan ajaran-ajaran lainnya, termasuk Ajaran Setia Hati. Ajaran Setia Hati mengajarkan upaya manusia mendekatkan diri dengan Tuhan, mendekatkan diri dengan sesama manusia, dan mendekatkan diri dengan alam.

Falsafah PSHT

PSHT juga memiliki 31 falsafasah hidup yang berasal dari falsafah orang Jawa sebagai landasan dalam melakukan segala hal. Di antara 31 falfsah tersebut ada 2 falsafah yang isinya menurut saya sudah dilanggar oleh oknum PSHT yang mbenteok dengan warga hari Ahad kemarin.

Falsafah tersebut adalah falsafah nomer 5 dan 21. Dimana bunyi falsafah tersebut adalah:

Satria ingkang pilih tanding

Makna dari falsafah nomer 5 ini adalah Ksatria yang memilih lawan yang setara (mampu menghadapinya), bukan orang yang lebih lemah darinya.

Aja Adigang, Adigung, Adiguna

Makna dari falsafah nomer 21 ini adalah Jangan menjadi orang yang sok berkuasa, sok besar, dan sok sakti.

Berdasarkan dua falsafah di atas dapat diketahui bahwa seharusnya seorang warga PSHT adalah orang yang arif bijaksana. Ia bukan orang yang mudah marah dan menggunakan kekuatannya secara sembarangan. Seorang warga PSHT yang baik hanya akan bertanding dengan lawan yang setara dan hanya untuk perlindungan saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline