Permasalahan bahan bakar minya (BBM) adalah permasalahan yang tidak pernah ada habisnya terjadi dan dibahas. Baik oleh pemerintah sebagai pemangku kebijakan maupun bagi masyarakat sebagai penerima kebijakan. Hal ini karena BBM mempunyai pengaruh penting dalam jalannya kehidupan masyarakat.
Berbagai kebijakan dilakukan pemerintah agar permasalahan BBM tidak menyebabkan permasalahan yang berarti di masyarakat. Mulai dari BBM bersubsidi, penyebarluasan POM Mini di desa-desa, penjualan BBM bersubsidi terbatas, dan masih banyak lagi kebijakan lainnya.
Kebijakan terbaru yang digulirkan baru-baru ini adalah adanya penggunaan aplikasi untuk membeli BBM bersubsidi. Aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi Mypertamina.
Pemerintah berharap dengan penggunaan aplikasi penyebaran BBM Subsidi 2022 tepat sasaran. Karena tidak dipungkiri BBM Subsidi sendiri adalah BBM yang penjualannya sebagian persen menggunakan dana pemerintahan.
Dimana dana pemerintahan sendiri sebagian didapatkan dari dana rakyat. Karena sebagian dana yang digunakan adalah dana rakyat, sudah seharusnya lah penyebarannya harus untuk memenuhi kebutuhan rakyat.
Rencana pembelian BBM Subsidi 2022 melalui aplikasi akan mulai dilaksanakan tiga bulan ke depan. Akan tetapi pertanyaan, apakah metode ini akan sesuai dengan harapan pemerintah? Dalam hal ini, untuk menengok kiranya apakah kebijakan pembelian BBM Subsidi 2022 melalui aplikasi sudah sesuai harapan atau tidak, saya akan membahas plus minus dari kebijakan ini.
Kelebihan Pembelian BBM Subsidi 2022 melalui Aplikasi (Plus)
Kelebihan pembelian BBM subsidi 2022 melalui aplikasi adalah memotong antrian panjang pembelian petralite.
Kekurangan Pembelian BBM Subsidi 2022 melalui aplikasi (Minus)
Menurut hemat saya, melihat kondisi masyarakat Indonesia saat ini dibandingkan dengan kelebihannya, kebijakan ini lebih banyak memiliki kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain: