Lihat ke Halaman Asli

Eksistensikah Pers Islam di Indonesia?

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Disusun Oleh:

Nur Faizah

BAB I

PENDAHULUAN

A.latar Belakang Masalah

Apabila kita telisik dalam analisis jangka panjang, problema mengenai segmentasi pasar dalam dunia pers di Indonesia ini bisa dipastikan akan mengalami persaingan yang cukup ketat. Oleh karenanya mau tidak mau media pers juga harus mengikuti perkembangan tersebut agar tetap eksis didalamnya, bahkan memiliki tanggung jawab untuk menjadikan media tersebut lebih maju dan melejit disukai dikalangan masyarakat, maka tidak bisa dipungkiri

Apalagi dalam dunia “pers yang bernuansa islam” pastinya ia terbatas oleh syariat yang sudah termaktub dalam Al-Qur’an dan hadits, oleh karenanya terbatas pula kebebasan dalam mentransformasikan informasi. Mengapa demikian, karena informasi yang di angkat khusus mengenai keislaman yang pastinya memiliki tanggung jawab untukmemberikan informasi positif terhadap masyarakat,khususnya masyarakat muslim yang nantinya juga akan terbentuk presepsi positif pula, dan diharapkan juga dapat merubah presepsi dan sikap masyarakat muslim nantinya, sehingga akan mejadi muslim yang lebih baik yang diharapkan oleh islam.

Menurut kasali (2000:119) Segmentasi dikenal sebagai proses mengotak-ngotakkan pasar yang hetrogen kedalam kelompok konsumen potensial (Potencial Customer) yang memiliki kesamaan kebutuhan dan kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.

Sudah jelas dan dapat dipastikan apabila media pers tidak dapat memberikan kesan yang menyenangkan, menarik dan menyentuh hati (Favorable) maka dengan sendirinya media tersebut akan hialang dan sepi dari edaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pers islam Indonesia merupakan media yang profesioalis?

2. Bagaimanakah upaya untuk menjadikan pers islam di Indonesia tetap eksis?

3.Apakah media pers islam Indonesia menjadi pers yang sangat diminati masyarakat muslim khusunya?

C. TUJUAN

1. Dapat mengetahui nasib pers islam Indonesia kedepan?

2.Dapat mengetahui upaya untuk menjadikan pers islam di Indonesia tetap eksis?

3.Dapat mengetahui apakah media pers islam Indonesia menjadi pers yang sangat diminati masyarakat muslim khusunya?

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Pers Islam di Indonesia

Istilah “Pers” berasal dari belanda, yang dalam bahasa inggris press. Secara harfiyah berarti cetak dan secara maknawiyah berarti penyiaran seacara tercetak atau publikasi secar dicetak (Printed pubication)[1]

Sedangkan Pres Islam adalah Pres dengan segmentasi religius yang tentu saja menentukan segmenya orang islam, yang merupakan populasinya mayoritas umat islam dan merupakan populasi terbanyak di Indonesia.namun dalam kenyataanya pers islam tidak menjadi pilihan utama bagi umat islam itu sendiri.

Pers islam adalah bagian dari komunikasi islami, komunikasi islami adalah komunikasi yang berbasiskan pada nilai-nilai yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW.

Muktamar Media Massa Islam sedunia I (Jakarta, 1-3 September 1980) merumiskan pers islam sebagai berikut: pers islam adalh segala liputan dan tulisan lainya yang senantiasa mendasarkan pemberitaanya atas kebenaran islam dengan cara dan metosde yang diatur agama islam,yakni bi al Muizzah al-hasanah (pendekatan yang baik)sehingga memungkinkan terjalinya pengertian pembaca terhadap islam.

Tim Survey “pers islam dan Negara Orde baru” seperti dikutip Republika(26 April 2000) merumuskan pers islam sebagai berikut: Pers islam adalah pers yang dalam kegiatan jurnalistik melayani kepentiangan umat islam, baik yang berupa materi, mislanya, kepentingan politik maupun nilai-nilai dan pastinya tidak saling tuding dan terjadi sensitvisme umat beragama.

B.Fungsi Pers

Pers di Negara-negara bebas termasuk di Indonesia merupakan perusahaan yang jelas mencari keuntungan financial meskipun demikian dalam upayanya mencari keuntungan financial, pers tidak boleh kehilangan identitasnya sebagai lembaga yang dinamakan pers. Pers memang bebas dalam mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan atau menginformasikan terhadap khalayah namun tidak lepas didlamnya sebuah tanggung jawab yang sangat tinggi.

Idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam fungsinya, selain menyiarkan informasi juga mendidik atau bernilai edukasi, menghibur, dan mempengaruhi.

Diantara fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.Fungsi menyiarkan informasi

Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang pertama dan utama khalayak pembaca berlangganan atau membeli

b.Fungsi mendidik (Educate)

Fungsi kedua dari pers ialah mendidik, sebagai sarana pendidikan masa, sehingga khalayak akan dapat menambah pengetahuanya melalui media tersebut

c.Fungsi menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan juga sering di muat oleh surat kabar dan majalah utuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel yang berbobot. Missal berupa cerita pendek pojok,karikatur atau human interest dan ini hanya bersifat untuk mengimbangi ketegangan yang terjadi ketika membaca beria-berita berat

d.Fungsi mempengaruhi

Mempengaruhi khalaak untuk dapat mengubah presepsi dan sikap untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan pastinya dapat membawa mereka untuk menjadi lebh baik daripada sebelumnya.

C.Profesionalisme Pers Islam di Indonesia

a.Profesionaisme

Kata profesi berasal dari bahasa latin, yaitu professues berarti “ suatu kegiatan atau pekerjaan yang semula dihubungkan dengan sampah dan janji bersifat religius” seseorang yang memiliki profesi yang memiliki ikatan batin dengan ekerjaanya, jadi pelanggaran sumpahatau janji terhadap profesi. Sama dengan pelanggaran sumpah jabatan yang dianggap telah menodai “kesucian” profesi tersebut.(Rosday 2001:49)

Profesionalisme berarti isme atau paham yang menilai tinggi,keahlian professional khususnya, atau kemampuan pribadi umumnya.sebagai alat utama untuk meraih keberhasilan, pengertian profesionalisme akan lebih jelas jika dibedakan dengan paham-paham yang kurang menghargai profesionalisme. Budaya yang tidak mengutamakan keahlian atau kemampuan pribadi yang mana bukanlah dari jalan yag tidak jujur.

Dengan demikian profesionalitas tidak menggantungkan keberhasilan pada kemampuanya dan keahlianya serta mengikuti kaidah yang berlaku dalam profesinya. Mereka akan bersaing melalui standar kualitas karya,layanan,atau produk.karena kaidah –kaidah profesi umumnya teruji dan nantinya akan menghasilkan keandalan dan kredibilitas yang tinggi.

Dalam suatu perusahaan, pers tentunya dituntut dan tentunya dicari sumber daya yang benar-benar kababel atau mampu dalam bidangnya (Profesional),adapun cirri-ciri professional diantaranya sebagai berikut:

1.Memiliki Skill atau kemampuan dan memiliki kemampuan tinggi yang tidak dimiliki oleh umat lainya, baik itu diperoleh dari hasil pendidikan maupun pelatihan yang diikutinya ditambah pengalaman selama bertahun-tahun yang di tempuhnya sebagai professional.

2.setiap pekerjaan yang dituangkan dalam bentuk formal,tertulis dan normatif dalam berbagai bentuk.

3.Memiliki tanggung jawab profesi dan integritas pribadi yang tingi yang di mulai dalam keadaan dirinya yang nantinya juga akan menjadi figure trhadap public, misalkan dalam hal kepemimpinan, organisasi dll

4.Berdedikasi luhur terhadap masyarakat

5.Memiliki kemampuan untuk mengelola organisasi atau memiliki jiwa kepemimpinan (leadersip)

6.Dapat mempertahankan eksistesi lembaga yang telah digelutinya

Dari keenam cirri-ciri tersebut pastinya cukup langka di Negara Indonesia ini khususnya dengan alasan masih banyak karyawan pers yang menyalahi aturan seperti halnya, mau menerima suap untuk tidak menyebarkan informasi negative terhadap public dan banyaknya skandal yang terjadi, namun tidak semuanya itu terjadi.

D.Eksistensi Pers Islam Sebagai Bagian Media Massa

Fred Felder (1978) mengemukakan tiga eksistensi media massa yang mana dapat diukur dengan hal berikut:

1.The Mass media are the Instrumen of communication

2.Because of the large audience the media are enormously powerfull

3.The media are bussines and to survive and retain their independen dence maus earn a profit

Media adalah alat dari komunikasi massa. Suatu komuikasi yang ditunjukkan pada masa menyangkut hal-hal yang bersifat masal bahkan yang harus digarisbawahi adalah bagaimana pesan akan sampai sesuai dengan sasaran artinya keberadaan media sangat penting.

Apabila berbicara mengenai eksistensi pres islam sebagai media massamaka pastinya ia memiliki peranan yang sangat penting, mengapa demikian, karena berbagai info akan senantiasa didambakan public dalam memenuhi keinginanya dan untuk mendapatkan hak dalam memperoleh informasi mengenai perkembangan islam yang terjadi di Negara secara luas bahkan dapat mengakse info yang bersifat mendunia.

Banyak sekali manfaat yang terkandung di dalam pers islam, karena tidak dipungkiri bahwa itu jug bisa dijadikan media dakwah dan dengan info yang jujur pastinya. Seperti yang dapat kita ketahui bersama bahwa dakwah memiliki banyak dimensi, diantaranya seperti yang diklasifikasikan menjadi 4.

1.Mengingatkan orang akan nilai keadilan dan kejujuran baik secara real ataupun secara lisan

2.Mengkomunikasikan prinsip islam dan memuat informasi positif yang dapat dikonsumsi masyarakat muslim secara luas

3.Member contoh keteladanan (Figur)

4.Bertindak tegas

Kondisi umat islam di Indonesia dalam mengonsumsi media, kebanyakan lebih tertarik pada televisi. Hala ini berkaitan dengan minat baca umat yang masih rendah, kalangan masyarakat yang menjadi pelanggan pers islam adalah masyarakat plural,kaum santri, da aktifis organisasi. Mereka menjadi pelanggan pers islam karena rasa solidaritasdan karena harganya lebih murah. Sementara kalangan menengah keatas, yang hidup dikota kebanyakan kurang tertarik pada pers islam, mungkin merasa kurang bergengsi membaca pers islam, dan menganggap pers islam tidak menarik untuk dibaca atau terlalu “berat” untuk dibaca

Merujuk pada pandangan diatas tampaknya pers islam perlu melakukan segmentasi pasar sesuai dengan penggolongan diantaranya adalah segmentasi intelektual dan juga merujuk terhadap suratan nahl ayat 125 yang berisi tentang metode dakwah dengan hikmah, mauidhoh hasanah (nasihat yang baik) dan dengan mujadalah bil lati hiya ahsan (perdebatan yang baik) dan pastinya juga harus bertindak kreatif, membuat inovasi menarik dan harus peka terhadap keinginan pasar, sehingga pers islam di Indonesia tidak diragukan eksistensinya.

BAB III

PENUTUP

I.KESIMPULAN

Berangkat dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bersama bahwa pers islam di Indonesia ini masih relatif rendah peminatnya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa eksistensinya masih tetap terjaga sebagai lembaga yang masih tetap mengedepankan idealism dank ode etik yang ada khususnya dalam media pers islam di Indonesia

Namun ada beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk tetap menjada pers islam di Indonesia ini agar tetap di minati masyarakat diantaranya harus jujur, unik, menyenangkan dan kreatif sehingga tidak kalah dengan kebebasan segmentasi pasar yang terjadi pada era sekarang ini. yang supaya nantinya pers islam Indonesia tidak hanya diminati oleh Kondisi masyarakat plural,kaum santri, da aktifis organisasi. Mereka menjadi pelanggan pers islam karena rasa solidaritasdan karena harganya lebih murah.



DAFTAR PUSTAKA

ØUchjhana.onong Efendi 1983 . Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung

ØTebba Sudirman,Etika media massa Indonesia,2008,tanggerang banten , Pustaka irVan.

ØFarid,Hamid,Ilmu Komunikasi Sekarang dan tantangan Masa Depan,2011,Jakarta:Kencana

[1]Drs onong Uchjanna Efendi.M.A,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,Bandung,1984,187

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline