Lihat ke Halaman Asli

NUR FATAH

MAHASISWA

Wisata Religi

Diperbarui: 1 September 2023   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

juru kuci sedang berkisah kepada tim kami  di pendopo makam, dok. pribadi

Ziarah adalah wisata rohani bagi kami 

ziarah selain sebagai refreshing dan berwisata, ziarah juga bertujuan mengharap keberkahan dan saling mendo'akan dan menjaga hubungan antara yang masih hidup dengan mereka yang sudah pergi ke alam barzakh.

Dalam kesempatan kali ini team kami, berzirah ke makam nyai roro mursiyah di desa ngombak kec kedung jati kab grobogan.

Menurut artikel wikipedia yang kami baca, penamaan desa ngombak ini di latar belakngi nyai kendini ( sebutan  nyai mursiyah muda ) yang menemukan tempat tersebut dengan menyusuri bukit dan lembah yang naik dan turun bagaikan ombak di lautan.

Nyai mursiyah adalah sesepuh desa di masa lalu atau sering di sebut DANYANG desa yang kisah cinta beliau di jadikan kegiatan adat penduduk setempat setiap 2 tahun sekali yang di namai " asrah bathin "

ritual adat asrah bathin di sungai tuntang, dok. pribadi

Upacara ini, di selenggarakan setiap 2 tahun  oleh 2 desa yaitu karanglangu sebelah timur sungai tuntang   yang di tempati oleh eyang sutejo dan desa ngombak di sebelah barat sungai yang di tempati nyai mursiyah,

Mbah kasir sang juru kunci makam , bercerita banyak kepada kami mengenai sosok Nyai mursiyah, menurut kisah yang beredar Nyai mursiyah adalah bangsawan dari keraton solo, ada juga yang mengisahkan anak dari seorang janda yang  mana Nyai mursiyah muda bernama kendini diusir bersama saudara kandungnya kendono yang berganti nama eyang sutejo,

Namun, menurut mbah kasir Nyai mursiyah adalah sosok bangsawan dari tatar pasundan yang berkelana dan singgah di desa ini.sedangkan pasangan nya raden sutejo memilih singgah di sebelah timur sungai di desa karanglangu. Jadi bagi beliau raden sutejo bukanlah saudara Nyai mursiyah. Mbah kasir banyak bercerita hingga jam 2 malam kami pamit pulang, namun apa yang di sampaikan beliau tak selayaknya untuk kami tuliskan.

Di area pesarean Nyai mursiyah terdapat 2 pohon randu alas gandeng ( menjadi satu ) dan beberapa pohon lumayan besar lain, yang konon sejak dahulu kala tetap sama tanpa ada perubahan dalam besar maupun tingginya yang mana aneka pohon ini penambah nuansa kesakralan di pesarean ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline