Lihat ke Halaman Asli

nur saadatul abadiyah

mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Perubahan Sosial

Diperbarui: 13 Desember 2024   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan Sosial

Secara etimologi[1] Kombinasi dari istilah “perubahan” dan “sosial” adalah akar dari istilah ini. Ketika kita berbicara tentang “perubahan,” kita mengacu pada perubahan struktural yang menyebabkan terjadinya peristiwa yang melibatkan relokasi komponen sistem. Atau, “sosial” dapat berarti segala jenis hubungan antara orang-orang yang serupa dengan diri sendiri. Seperti aspek kehidupan sosial lainnya, perubahan sosial adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Perubahan sosial adalah produk sampingan yang tak terhindarkan dari interaksi orang di dalam dan di luar masyarakat. 

 Setiap aspek kehidupan sehari-hari masyarakat dipengaruhi oleh perubahan sosial. Di seluruh dunia dan di setiap sudut sejarah manusia, proses ini terus berlangsung. Masyarakat tidaklah statis, melainkan dinamis dan beragam, yang memungkinkan terjadinya perubahan sosial. Perubahan pada faktor geografis, biologis, ekonomi, dan budaya yang menopang peradaban juga dapat menyebabkan pergeseran dalam norma-norma sosial secara keseluruhan, karena masyarakat menyesuaikan diri dengan keadaan baru.

Secara konseptual, beberapa pihak berwenang memberikan klarifikasi, terutama tentang apa yang dimaksud dengan transformasi sosial. Setiap orang memiliki batasan yang berbeda dalam hal interpretasi atau konsep mereka[2], sebagai contoh, beberapa di antaranya:

Perubahan sosial, menurut Soerjono Soekanto, adalah segala pergeseran dalam norma-norma dan praktik-praktik kemasyarakatan yang berdampak pada keyakinan, nilai, dan kebiasaan perilaku masyarakat.

Menurut William F. Ogburn, ada bagian substansial dari budaya berwujud dan tidak berwujud yang berkontribusi pada luasnya perubahan sosial. Dampak yang sangat besar dari bagian substansial dari budaya material terhadap bagian budaya yang tidak berwujud disoroti di sini.

Di sisi lain, Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial tidak dapat dianggap terpisah dari kerangka sosial masyarakat. Sederhananya, struktur dan fungsi masyarakat adalah konteks di mana perubahan terjadi. Perubahan dalam hubungan antara pemerintah dan masyarakat yang terpinggirkan atau, secara lebih umum, perubahan sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah secara keseluruhan dapat dilihat sebagai contohnya, seperti halnya inisiatif untuk memperbaiki kondisi masyarakat miskin di suatu wilayah tertentu.

Perubahan dalam interaksi sosial atau pergeseran dalam keseimbangan hubungan sosial diperlukan untuk transformasi sosial, menurut MacIver.[3]

Secara lebih spesifik, Gilin dan Gilin menyatakan bahwa perubahan masyarakat terjadi ketika ada pergeseran dalam norma-norma yang dipatuhi masyarakat sebagai akibat dari difusi, pengetahuan baru, perubahan ideologi, pergeseran susunan demografis, atau perubahan lokasi fisik.

Menurut Samuel Koenig, yang memberikan penjelasan lain, perubahan sosial terjadi ketika ada perubahan dalam pola-pola eksistensi manusia yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Sistem sosial suatu masyarakat, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompoknya, dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan, sesuai dengan definisi perubahan sosial menurut Selo Soemardjan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline