Lihat ke Halaman Asli

nur saadatul abadiyah

mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Teori Belajar Behaviorisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Diperbarui: 31 Mei 2024   12:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. Definisi Teori Belajar Behaviorisme

  Teori belajar behaviorisme atau behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif behavioral berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) hukum-hukum mekanistik. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan, dan bisa ditentukan. Menurut teori ini, seseorang terlibat dalam tingkah laku manusia tertentu karena mereka telah mempelajarinya, melalui pengalaman-pengalaman terdahulu, menghubungkan tingkah laku tersebut dengan hadiah. Seseorang menghentikan tingkah laku, mungkin karena tingkah laku tersebut belum diberi hadiah atau telah mendapat hukuman. Karena semua tingkah laku yang baik bermanfaat ataupun merusak, merupakan tingkah laku yang dipelajari.

     Teori belajar behavioristik merupakan teori yang menjelaskan mengenai pembelajaran dalam kaitannya dengan peristiwa-peristiwa lingkungan. Teori behaviorisme memberikan penekanan pada keadaan lingkunganlah yang berkaitan erat dalam proses pembelajaran. Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang menuntut seorang guru memberikan rangsangan sebagai stimulus kepada anak dan hasil dari stimulus tersebut dapat diamati dan diukur berdasarkan tujuan untuk melihat ada tidaknya perubahan tingkah laku yang signifikan.

    Teori belajar behavioristik merupakan teori psikologi yang materi kajiannya adalah perilaku yang tidak berhubungan dengan kesadaran atau struktur mental. Teori ini adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang bersifat eksperimental dan objektif dengan tujuan meramalkan dan mengontrol perilaku. Teori belajar behaviorisme menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan tersebut terjadi melalui rangsangan atau stimulus yang menghasilkan hubungan perilaku reaktif atau respon. Stimulus tersebut berupa lingkungan belajar anak baik internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar, sedangkan respon merupakan akibat berupa reaksi fisik terhadap rangsangan/stimulus tersebut. Jadi, teori belajar behaviorisme merupakan penguatan ikatan, hubungan, sifat dan hasil stimulus respon.

    Teori belajar behavioristik ialah teori yang mempelajari perilaku manusia. Teori ini berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan atau stimulus yang menimbulkan hubungan perilaku yang reaktif dan respon. Dalam teori behavioristik, tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan dan bisa ditentukan. Teori belajar behavioristik merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi stimulus respon.

    Belajar menurut teori ini adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seorang anak bergantung pada faktor-faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungannya. Teori belajar behaviorisme mengutamakan pengamatan tingkah laku dalam mempelajari individu dan bukan mempelajari bagian dalam tubuh atau mencermati penilaian. Teori belajar ini dapat diamati secara objektif karena jika ingin menelaah kejiwaan seseorang, maka amatilah perilaku yang muncul sehingga dapat memperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya.

    Berdasarkan berupa uraian diatas, dapat dipahami bahwa teori belajar behaviorisme memiliki konsep dasar bahwa belajar merupakan interaksi antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Stimulus ialah rangsangan atau dorongan yang digunakan oleh guru untuk membentuk tingkah laku, sedangkan respon ialah tanggapan atau kemampuan ( pikiran, perasaan, ataupun Tindakan,) yang ditujukan oleh anak setelah adanya stimulus yang diberikan oleh guru. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

 B. Tujuan Belajar Menurut Aliran Teori Belajar Behaviorisme

    Menurut teori belajar behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman dan Latihan dalam hubungan stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan kemampuan siswa dalam bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Contohnya, siswa dikatakan telah belajar membaca al-quran apabila ia dapat menunjukkan perubahan perilaku berupa kemampuan membacanya dengan baik.

  Menurut teori ini, pembelajaran adalah proses pemberian stimulus(input) oleh guru yang di ikuti oleh respon(output) dari siswa. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa. Menurut teori behavioristik, apa saja yang diberikan guru (stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon) semuanya harus di amati dan dapat di ukur. Faktor lain juga dianggap penting oleh aliran behavioristik  adalah faktor penguatan. Penguatan adalah segala sesuatu yang dapat mendorong munculnya respon.

 Ketika Anda menambahkan penguatan (penguatan positif), responsnya menjadi lebih kuat. Ketika penguatan berkurang (penguatan negatif), responsnya juga meningkat.    Misalnya, siswa menerima tugas dari guru dan menjadi lebih terlibat dalam pembelajaran ketika tugas tambahan ditambahkan. Oleh karena itu, menambahkan tugas-tugas ini akan memperkuat pembelajaran secara positif. Jika tugas  dikurangi dan pengurangan ini justru meningkatkan aktivitas belajar, maka pengurangan tugas merupakan penguatan negatif pembelajaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline