Lihat ke Halaman Asli

Tentang Kematian

Diperbarui: 16 Desember 2018   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Titah sang Ilahi mana mungkin salah manusia saja yg suka berulah
hidup ini sudah susah payah
kenapa kau tambah dgn sifatmu yg pongah.

Dunia ini fana, penuh fatamorgana
aku, kau dan mereka semua pasti akan binasa
tak perlulah berbalas-balasan membusungkan dada
karena akhirnya kita semua akan menghadap kepada-Nya.

Kehidupannya yang penuh bual dan bebal
matipun tak ada air mata dan sesal
berapa banyak jiwa-jiwa yang kau buat kesal
hingga akhirnya kau rasakan akhir hidupmu yg fatal.

Tiada duka dan nestapa mengiringi kepergian
wajar karena hidup bagai roda yang selalu tunduk pada putaran
entah pelan atau lamban
semua akan tertumpuk bumi yang menelan.

Asal baik pasti berakhir baik
asal buruk rasakanlah hidup akan terpuruk
yang hidup berlomba-lomba memenuhi periuk
yang mati secepatnya di daur cacing menjadi pupuk.

Sadarlah kawan, hidup hanyalah sebuah penantian
yang cantik, tampan, kaya dan terhormat pun pasti akan terbujur dan terbungkus kain kafan
handai taulan famili dan tetangga ramai berdatangan
bahu membahu menghantarkan ke tempat peraduan.

Percayalah pada firman Tuhan
amal baik dan buruk akan di mintai pertanggungjawaban
andai saja waktu bisa diulang
pasti banyak manusia ingin kembali untuk memperbaiki kelakuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline