Lihat ke Halaman Asli

Nur Alam Ali

Literasi atau Mati Informasi

Fiksi Legenda Dukuh Canting

Diperbarui: 29 September 2021   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada jaman dahulu kala hidup dua bersaudara yang bernama Ki Dalimah dan Ki Canting mereka mempunyai kesaktian yang luar biasa bhakan keduanya bisa merubah bentuk apapun yang mereka kehendaki, bisa berjalan diatas air dan bisa memanggil hujan, suatu saat terjadi pertengkaran antara Ki Dalimah dan Ki Canting merebutkan suatu wilayah. salah satu tempat yang paling keramat dan penting bagi keduanya, karena di situlah adalah tempat pertamakali mereka belajar ilmu pengetahuan dan ilmu kanuragan.

Semenjak gurunya meninggal tempat itu menjadi tempat yang tak terurus dan tidak bertuan ditumbuhi rumput liar dan bangunan yang terbekalai, akhirnya Ki Dalimah dan Ki Canting  merapikan dan menata tempat itu sehingga menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh masyrakat dan menjadi tepat pendidikan, perekonomian dan tempat paling dikagumi atas keindahan alamnya dan menjadi satu-satunya tempat paling keramat karena disitu adalah tempat yang pernah disinggahi orang yang sakti dan bijaksanah yaitu guru dari Keduanya (Ki Jepet).

Setelah tempat itu menjadi pemukiman Ki Canting yang merasa lebih berhak memiliki wilayah tersebut akhirnya meminta wilayah dari Kakaknya yaitu Ki Dalimah karena tidak dibolehkan akhirnya mereka sepakat untuk berkelahi sebagai kesatria siapa yang bisa bertahan hidup dia lah yang boleh menduduki wilayah tersebut. 

Mereka berkelahi di atas pohon, di atas air dan di dalam tanah yang mengherankan tidak ada satu orang pun yang tahu peristiwa itu, padahal terjadi perkelahian itu tujuh hari tujuh malam (Gelut Sedulur) yang mengakibatkan Ki Canting meninggal tapi bukan karena di bunuh Ki Dalimah tapi mati karena kelelahan tidak makan dan tidak minum selama tujuh hari, Ki Dalimah pun menyesali peristiwa itu demi menghormati meninggalnya adiknya akhirnya Ki Dalimah memberikan nama wilayah tersebut dengan sebutan Lemah Canting (tanah Canting) sebagai penghormatan terakhirnya yang kemudian hari disebut dengan nama Dukuh Canting.

Cerita ini dikarang oleh Alam Nuyah sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan kepada beberapa masyarakat yang masih mempertahankan atau mempertentangkan Dukuh Dalimah atau Dukuh Canting sebagai perdukuhan yang resmi. Dukuh Canting sendiri adalah pedukuhan yang berada di Desa Klampok Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline