Lihat ke Halaman Asli

Nur Asifudin

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana UPGRIS

Buku adalah Jendela Dunia, Ilmu Pengetahuan Tiada Batasnya

Diperbarui: 17 Mei 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makna buku adalah jendela dunia sebagai sumber dari informasi dan pengetahuan sampai  saat ini. Mengingat internet menyediakan banyak informasi. Baik buku maupun internet sama-sama menyajikan banyak informasi dan pengetahuan. Hanya saja dengan adanya internet, informasi ditampilkan jauh lebih menarik. Sehingga timbul pertanyaan, bagaimana buku di tengah arus informasi digital seperti sekarang? 

Ternyata, buku masih menjadi andalan sumber pengetahuan yang akurat. Banyak informasi di internet nyatanya tidak didukung dengan keakuratannya. Bahkan di dunia pendidikan tinggi, buku adalah sumber referensi utama dalam penulisan karya ilmiah. Sumber yang berasal dari internet paling tidak direkomendasikan untuk digunakan. Apabila digunakan maka harus memenuhi kriteria tertentu yang menunjukkan sumber dari internet tersebut memang kredibel. 

Era digital juga melahirkan ebook atau buku digital. Ebook dan buku fisik memang memberikan pengetahuan yang sama akuratnya ketimbang sumber informasi dari internet. Akan tetapi adanya ebook sedikit mengubah perilaku manusia dalam membaca buku karena ebook lebih praktis digunakan daripada buku fisik. 

Faktanya, buku fisik masih menjadi favorit masyarakat. Tak banyak yang menggunakan ebook. Di antara kelebihan-kelebihan ebook, masyarakat lebih memilih buku fisik. Bahkan generasi milenial memilih buku fisik. 

Sebuah lembaga sempat membuat penelitian tentang hal ini di Amerika Serikat dan Inggris. Ingenta melakukan survei kepada responden berusia 18-34 tahun. Hasilnya adalah di tahun 2014, 71 persen responden setidaknya membaca satu buku fisik dan sisanya membaca ebook. 

Seorang dokter anak bernama Perri Klass pernah melakukan penelitian penggunaan ebook. Hasilnya ternyata ebook kurang berdampak baik untuk kecerdasan anak. Kemampuan anak dalam memahami teks akan terhambat bila sering membaca ebook ketimbang buku fisik. Selain itu ebook tidak meningkatkan minat baca. 

Fakta-fakta ini menunjukkan buku masih bertahan di tengah kencangnya arus informasi di dunia digital. Selama ini dunia digital yang serba mudah cenderung digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan. Apalagi digunakan oleh kaum muda yang lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Namun sebagai sumber pengetahuan yang akurat dan terpercaya, buku adalah jawabannya. 

Oleh sebab itu, meskipun kini kita sudah memasuki era dimana buku digital  berkembang dan bertumbuh secara pesat, fungsi dan nilai buku tetap sama. Revolusi buku ini telah menjadi jejak dan catatan bagi sejarah peradaban manusia dan masih akan berlangsung seperti itu sampai waktu yang akan datang.

Ketika membaca buku, mata dan pikiran kamu terfokus pada isi buku. Selama keduanya sinkron, informasi dari dalam buku akan terserap ke dalam memorimu. Oleh karena itu  melakukannya dalam kondisi fokus, memorimu akan isi buku tersimpan lebih lama. Membaca buku menjadi penting karena bisa meningkatkan kualitas memorimu. Hal ini disebabkan selama membaca, otak akan  dipacu untuk berpikir dan berkonsentrasi untuk jangka waktu tertentu. 

SELAMAT HARI BUKU  NASIONAL.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline