Lihat ke Halaman Asli

Nur Hasanah

Mahasiswa

Kandungan Logam Pada Air Bekas Laundry

Diperbarui: 13 Oktober 2024   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Jasa pencucian (laundry) di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Jasa ini memiliki manfaat besar bagi masyarakat dengan kesibukan yang padat sehingga tidak sempat untuk mencuci pakaian sendiri. Namun pertumbuhan usaha laundry ini memiliki efek lain yang kurang baik, karena sebagian besar langsung membuang limbahnya ke selokan atau badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu, Cara pembuangan air limbah laundry yang dilakukan secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu ke saluran air dapat menurunkan kualitas air dan mempengaruhi ekosistem perairan serta kesehatan manusia.

Air limbah laundry  berbahaya karena dalam kegiatannya, laundry menggunakan deterjen sebagai pembersih yang efektif untuk membersihkan pakaian dibandingkan sabun biasa. Penggunaan deterjen akan menghasilkan limbah karena setelah pemakaian, air bekas cucian yang sudah mengandung deterjen dibuang langsung ke lingkungan. Detergen adalah suatu produk pembersih. Kelebihan dari produk deterjen dibandingkan dengan produk sabun adalah kemampuannya dalam mengatasi air sadah dan larutan asam. Deterjen biasa dibuat dengan menggunakan bahan-bahan sintesis.

Zat utama yang terkandung dalam deterjen adalah senyawa ionik berupa natrium tripolifospat yang berfungsi sebagai builder dan surfaktan. Deterjen mengandung surfaktan, yaitu senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Dalam suatu usaha laundry, jenis surfaktan anionik merupakan jenis yang paling banyak digunakan karena biaya pembuatannya yang murah. Surfaktan anionik yang umum digunakan adalah Alkyl Benzene Sulfonates (ABS), ABS banyak diketahui sebagai deterjen yang tahan terhadap penguraian biologis sehingga merupakan senyawa pencemar atau toksik bagi biota air.

Komponen berikutnya yang menyusun deterjen adalah builder yang berfungsi untuk melunakkan air sadah. Senyawa kompleks yang umum digunakan dalam builder adalah fosfat. Deterjen yang mengandung fosfat akan menghasilkan limbah yang mengandung polifosfat. Adanya fosfat dalam air buangan dapat menghambat penguraian dalam proses biologis. Fosfat sendiri tidak memiliki daya racun, namun akumulasinya dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara atau eutrofikasi dan kemudian ditandai dengan terjadinya ledakan pada pertumbuhan tanaman air sehingga menyebabkan pencemaran pada air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline