Sudah hampir dua tahun Covid-19 melanda ke berbagai penjuru Dunia. Salah satunya adalah Indonesia. Dimana jumlah kasus yang setiap harinya semakin meningkat dan semakin lama terus bermunculan virus varian baru yang lebih membahayakan.
Oleh karenanya, semakin meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah mencetuskan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) guna meminimalisir adanya kasus Covid-19 yang sampai saat ini masih berlaku.
Akibatnya, pandemi ini telah membawa perubahan pada seluruh tatanan kehidupan, termasuk pada dunia pendidikan. Dimana sebelum adanya masa pandemi ini seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka, namun sekarang berubah menjadi daring. Dalam hal ini kegiatan-kegiatan sekolah lainnya pun dilakukan secara daring, seperti kegiatan KLS di SMKN 1 Ngawen Gunung Kidul.
"Klub Literasi Sekolah merupakan program kegiatan literasi siswa Indonesia dibawah naungan SEAMEO QITEP in Langue yang merupakan salah satu pusat dari Organisasi Mentri-Menteri Pendidikan Se-Asia Tenggara atau Southeast Asian Ministers of Education Organiation (SEAMEO)" Ujar direktur Luth.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 18 Febuari hingga 18 Juni 2021 secara daring yang diikuti oleh siswa kelas 10 dan 11 dengan 4 orang guru pendamping dan 3 orang mahasiswa pendamping. Dalam kegiatan ini, SMKN 1 Ngawen Gunungkidul mengambil 2 peminatan yaitu Karya Sastra yang diampu oleh Fitri Andrani (UNNES) dan peminatan Jurnalistik oleh Erika Wulandari (UNNES) dan Nur Khasanah (UPI).
Selama kegiatan berlangsung, para siswa mengikuti kegiatan ini secara daring setiap hari selasa dan Kamis melalui platform Zoom meeting, Google Meeting dan Watshap Group. Para siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Karena kegiatan ini baru pertama kalinya di SMKN 1 Ngawen Gunungkidul.
Kegatan ini tentunya sangat bermanfaat dan membawa perubahan dibidang literasi. Karena yang awalnya siswa hanya membaca buku satu kali dalam dua bulan, semenjak adanya kegiatan KLS siswa menjadi doyan membaca buku dua hingga tiga kali dalam satu bulan.
Selama mengikuti kegiatan ini, siswa dituntut untuk membuat karya. Masing-masing karya yang didapat setiap peminatan tentunya berbeda. Antologi puisi dan cerpen untuk peminatan karya sastra, serta buletin sekolah atau video reporter untuk peminatan jurnalistik.
Menurut siswa, kegiatan ini sangat bermanfaat karena dapat menambah ilmu pengetahuan, melatih publik speaking, berfikir kritis dan tentunya meningkatkan literasi. Selain itu, siswa berharap agar kegiatan KLS terus diadakan karena sangat membantu dalam melumpuhkan kurang minatnya baca tulis di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H