Lihat ke Halaman Asli

Nur Seta Bramadi

Book writer and former English teacher in LPIA Jakarta and Bekasi (2008-2018)

(Esai Pendek) Berhemat, Mengecat Kamar Sendiri

Diperbarui: 7 Agustus 2024   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: jagokata.com

Beberapa hari ini, saya tidak ngeblog di Kompasiana. Selain karena saya memang tidak terlalu "fanatik" internetan, juga kebetulan saya sedang ada kesibukan lain. Oya, omong-omong apa sih ukuran "fanatik" dan "tidak fanatik" internetan? Oke, jawabannya pasti subjektif. 

Artinya, setiap orang punya takaran individual sendiri mengenai berapa lama mengakses internet setiap hari/minggu. Tentu tidak ada ukuran standar yang berlaku bagi semua orang. Mereka yang lebih aktif online bukan berarti lebih "update", sementara yang jarang internetan berarti lebih "jadul". Gak begitulah...

Oke, sedang sibuk apa sih saya? Biasa saja, bukan sesuatu yang "dahsyat" seperti menyiapkan panggung 17-an, misalnya... haha. Bukan. Saya hanya sedang ada "proyek" mengecat kamar saya. Meskipun kamar saya tidak besar, tapi ternyata lumayan ribet juga dalam menyiapkan segala sesuatunya, karena semua saya kerjakan sendiri. 

Berhemat nih? Iya, selain sepertinya saya merasa lebih puas kalau dikerjakan sendiri. 

Beli cat tembok pun saya beli sendiri pakai angkutan umum. Ketika mengecat, tangga saya gotong sendiri dan proses pengecatan pun dikerjakan sendiri. Humble nih yee... gak-lah, mumpung belum terlalu tua. Itu aja sih... haha.

Karena kamar saya kecil (sekitar 2 x 4 meter), saya hindari penggunaan warna gelap karena akan terkesan lebih sumpek atau sempit. Kamar saya tidak ber-AC. Sebelum mengecat, tentu semua barang saya keluarkan dulu. Sambil bekerja, saya menyetel musik rock/metal dari mp3 yang dihubungkan dengan speaker. 

Yes... meskipun saya orangnya pendiam atau introvert, saya tidak suka beraktivitas tanpa iringan musik. Foto profil saya di berbagai medsos pun bergambar tengkorak pakai head phone atau sampul CD metal. 

Iih serem... haha. Padahal, sebetulnya saya orangnya gak liar lho. Bahkan, saya pun bukan perokok. Apakah semua fans metal harus seperti saya? Gak-lah. Saya tidak sempurna, tapi hanya ingin jadi diri sendiri apa adanya. 

Oke, saya tak mau berpanjang lebar karena pasti akan membosankan. Apa sih inti tulisan saya ini? Sekedar curhat? Absen? Atau apa? Mungkin hanya absen... hehe. Saya paham kok bahwa menulis di "platform kolektif" seperti Kompasiana ini posisi kita tidaklah istimewa. 

Artinya, masih banyak blogger lain yang mungkin isi tulisannya jauh lebih bagus daripada tulisan saya. Jumlah pembacanya pun lebih banyak. 

Saya tidak minder atau "cemburu sosial". Saya memang tak pernah berambisi jadi penulis sempurna. Hidup mengalir saja. Jika someday saya mungkin sukses secara materi... ya tentu bersyukur. Bila tidak... ya tak masalah juga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline