Lihat ke Halaman Asli

Nur Seta Bramadi

Book writer and former English teacher in LPIA Jakarta and Bekasi (2008-2018)

(Artikel Pendek) Gula dan Garam Tetap Bermanfaat Bila Takarannya Tepat

Diperbarui: 1 Agustus 2024   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: IndonesiaBaik.id

Memakan camilan atau kudapan tentunya menyenangkan. Hal ini bisa menambah asyiknya obrolan atau acara kumpul keluarga atau teman. Banyak panganan ringan, kue, atau minuman yang menggugah selera kita untk mengonsumsinya. Sebagian orang menyukai makanan yang bercita rasa asin, sementara sebagian lain lebih suka yang manis. Saya pribadi kebetulan lebih suka yang asin karena saya sudah jadi pria yang "manis" sehingga tak butuh gula lagi... haha.

Menurut berbagai sumber yang ada, baik online maupun offline, ternyata terlalu banyak mengonsumsi makanan/minuman yang manis atau asin ternyata kurang baik bagi kesehatan tubuh. Bila kita mengonsumsi gula secara berlebihan, tubuh akan mengubah kelebihan gula menjadi lemak. Hal ini lambat laun bisa memicu obesitas (overweight). Makanan tinggi lemak juga tidak bagus karena bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat, ini dapat memicu pembentukan plak pada pembuluh darah yang berujung pada penyakit jantung. Bagaimana dengan garam? Pola makan tinggi garam bisa memicu tekanan darah tinggi. Dengan adanya obesitas, penumpukan plak, dan tekanan darah tinggi, kita akan lebih berisiko untuk alami stroke atau gagal jantung. Wow... serem ih.

Namun, apakah betul GGL (gula, garam. lemak) sama sekali tak ada manfaatnya bagi tubuh? Tetap ada. Gula adalah salah satu bentuk karbohidrat yang diperlukan tubuh sebagai sumber energi utama. Berapa takaran idealnya per hari? Menurut berbagai sumber kesehatan yang bisa dipercaya, kita butuh sekitar 50 gram per hari (4 sendok makan). Nah... kalau garam? 

Garam adalah salah satu sumber natrium guna menjaga keseimbangan cairan pada tubuh kita. Namun, kelebihan natrium bisa tingkatkan tekanan darah yang berdampak negatif pada jantung. Oke, berapa dong takaran idealnya per hari? Cukup 5 gram (sekitar 1 sendok teh) per hari. Sedikit ya? Gak asin... gak asyik makannya (haha). Lemak? Lemak juga bagus bagi tubuh karena jadi sumber energi, membentuk hormon, membantu penyerapan vitamin, dan mendukung fungsi otak. Berapa jumlah idealnya per hari? Sekitar 67 gram (5 sendok makan). 

Bagaimana caranya agar kita tidak kecanduan gula, garam, dan juga lemak? Perlukah kita puasa selang-seling? Hihi... boleh saja, meskipun anjuran ini belum pernah saya dengar direkomendasikan oleh ahli kesehatan. Kalau saya sih, tinggal pakai intuisi pribadi saja. Pagi pas bangun tidur, saya biasa minum kopi krim (bukan black coffee), siang setelah makan siang saya minum kopi krim lagi (pastikan pilih merek yang rendah gula), dan sore minum susu (untuk jaga kepadatan tulang dan gigi) yang rendah lemak dan rendah gula. Selain itu, saya rutin jalan kaki meskipun tak pernah hitung berapa meter per hari.

 Cukup lewat ukuran waktu 30-40 menit keliling komplek di pagi hari. Camilan? Nah, ini yang menggoda. Karena saya bukan perokok, ngemil jadi kebiasaan saya (sambil ngeblog atau main games). Saya coba imbangi dengan gerak badan rutin tiap hari dan menjaga berat badan ideal. Oke... saya bukan dokter lho. Ini hanyalah sedikit berbagi tips. Mungkin Anda punya cara yang lebih baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline