" Mekanisme Survival Warga Bendul Merisi Jaya 12 dalam Bertahan Hidup di Kota Surabaya "
Urbanisasi merupakan salah satu proses dimana perpindahan ini dilakukan oleh masyarakata dari desa menuju ke kota dengan tujuan tertentu. Dalam proses urbanisasi ini, masyarakat yang berpindah ke kota ini terkadang juga tidak memiliki modal baik dari modal yang fisik maupun non fisik. Mereka hanya bermodalkan keberanian saja untuk bergelut nasib di kota yang menurut mereka kota tersebut memberikan banyak lapangan pekerjaan daripada di desa.
Masyarakat atau kaum urban ini terkadang tidak memikirkan akan dampak yang negatif bagi dirinya sendiri. mereka hanya berfikir bahwa mereka akan mendapatkan suatu pekerjaan yang cocok dan baik sehingga bisa mengubah kehidupan mereka sendiri. padahal faktanya adalah kalau di zaman sekarang tidak memiliki skill atau keahlian yang cukup di kota, mereka akan banyak yang tidak bisa survival bertempat tinggal di kota.
Akhirnya, banyak yang akan bertempat tinggal di kolong jembatan, dan juga bertempat tinggal dipermukiman kumuh agar mereka bisa hidup di kota metropolitan ini. Yang ada dibenak mereka hanyalah kehidupan yang memberikan kenyaman karena mereka sudah bisa hidup di kota.
Dari informan yang kami wawancarai, informan tersebut terdorong berpindah dari desa ke kota karena informan ingin mengubah hidup keluarganya yang selama hidup di desa tidak bisa berubah-rubah. Informan yang kami wawancarai ini berasal dari bojonegoro dan melakukan urbanisasi ke kota Surabaya bersama dengan keluarganya. Makanya informan bersama suaminya berinisiatif untuk mengubah nasib hidupnya sekalipun mereka berdua tidak memiliki modal apapun dalam kehidupannya. Mereka hanya bermodal dengkul dan bermodal fisik yang yakin akan kehidupan mereka bisa berubah di kota.
Awalnya informan bersama keluarga dan suaminya pergi ke kota. Mereka merasa kebingungan untuk bertempat tinggal dimana. Dan akhirnya mereka mencari kos yang sekiranya murah dan bisa menampung mereka dalam beberapa hari sampai mereka mendapatkan pekerjaan dan tempat yang layak untuk mereka tinggal.
Awal mereka tinggal di Surabaya, mereka berdua hanyalah bekerja sebagai buruh kecil saja yang gajinya juga tidak terlalu banyak. Sampai beberapa bulan lamanya, akhirnya mereka juga bisa bertempat disalah satu kos yang bisa dikatakan layak dengan hasil dari gaji dan pendapatan yang dikumpulkan oleh mereka berdua.
Informan juga berkata bahwa sekarang kehidupan informan sudah baik daripada yang sebelumnya. Sekarang informan bersama suaminya bekerja sebagai pengisian air isi ulang aqua di kawasan ketintang baru gang 9. Dan sekarang juga mereka sudah memiliki toko sendiri air isi ulang.
Dari hasil pengisian isi ulang tadi bisa memenuhi kebutuhan untuk memenuhi kehidupan keseharian mereka. Dan setelah beberapa tahun mereka tinggal dan bekerja di Surabaya, mereka sudah bisa membeli rumah sendiri dan sampai sekarang juga mereka merenovasi bangunan mereka semakin bagus dan terlihat nyaman. Informan juga memiliki dua anak yang keduanya sekarang menempuh dunia persekolahan.
Anak pertama dari informan sedang menempuh kuliah di Unitomo dan yang satunya lagi sedang bersekolah di SMA Surabaya. Dari hasil wawancara informan, informan sadar akan ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi kehidupan anak-anaknya kelak walaupun sebenarnya kehidupan dari informan itu sendiri bisa dibilang berkecukupan hanya untuk kehidupan kesehariannya.
Kalaupun hasil pendapatan yang dihasilkan dari kerjanya untuk ditabung, itupun hanya sedikit saja uangnya yang ditabung. Informan juga berkata seperti ini, "biarkan hidupku tidak berpenghasilan yang tepat dan bisa dikatakan juga masih ditaraf penghasil normal, asalkan anak-anak saya masih bisa menempuh dunia pendidikan sebagaimana mestinya.