Lihat ke Halaman Asli

nur hanifah ahmad

Penulis Freelance, Alumni S1 Studi Agama-agama UIN Sunan Kalijaga

Pentingnya Ilmu Pernikahan di Masa Usia Pantas

Diperbarui: 27 Juli 2023   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Instagram @nur.hanifah.ahmad

Membicarakan pernikahan akan terasa menarik dibahas bagi yang sudah pantas dalam segi usia maupun kemapanan finansial. Biasanya di usia 25 tahun sudah mulai perbincangan yang merujuk pada pernikahan kehidupan serius. Perbincangan santai ataupun formal. Perbincangan santai seperti obrolan keluarga terkait "Kapan Nikah?" atau juga perbincangan tentang pernikahan dengan relasi yang se frekuensi. Kemudian untuk perbincangan formal biasanya ada seminar, kajian ataupun kelas pernikahan.

Tipe pandangan orang terkaitpun terbelah menjadi dua bagian. Tipe pertama yaitu yang belum siap. Dan tipe kedua yaitu yang sudah siap. Untuk tipe yang belum siap masuk jenjang pernikahan biasanya akan memandang pernikahan dalam segi nafsu bersifat bahagia. Memandang pernikahan isinya seputar bahagia sebagian besar. Namun berbeda dengan tipe kedua yang sudah siap menikah. Pandangan terkait pernikahan akan jauh lebih kompleks seputar suka duka. Memandang di dalam pernikahan ada perjuangan yang jauh lebih keras dari sebelum pernikahan. Sehingga ilmunya harus dicari sebelum menikah.

Persiapan menuju pernikahanpun terbagi menjadi dua tipe. Bagi yang belum siap menikah maka akan jauh lebih mempersiapkan segi value penampilan. Namun bagi yang sudah siap menikah maka akan mempersiapkan lingkup kompleks. Mempersiapkan segi penampilan, kesiapan emosi, ilmu menghadapi segala ujian yang ada di dalam pernikahan, hingga ilmu parenting kepada anak. Kedua hal yang berlawanan dan nyata adanya di dalam masyarakat pada umumnya.

Faktanya pernikahan merupakan hal serius yang di dalamnya campur aduk antara bahagia, sedih, susah hingga biasa. Ada kalanya perjalanan pernikahan bahagia, namun ada kalanya biasa saja, dan ada kalanya juga kehidupan pernikahan terguncang oleh kesedihan serta kesusahan. Sesuatu yang sulit diprediksi, namun dapat diketahui pertandanya. Ilmu dalam menghadapi segala situasi pernikahan juga ada. Ilmu yang dapat dicari melalui buku, Kyai, Ustadz, Kajian Pernikahan, Seminar Pernikahan hingga kelas Pernikahan. Semua persiapan yang dapat membantu agar kuat menghadapi segala ujian dalam pernikahan.

Fase paling utama dalam menghadapi pernikahan yang awet ada di fase memilih pasangan hidup. Hal utama dalam memilih pasangan sebaiknya bukan karena fisik, penampilan dan finansial. Namun lebih baik memilih seorang karena satu frekuensi dan sudah yakin hasil Shalat Istikharah. Seorang yang dipilihpun sebaiknya memiliki frekuensi sama dengan diri dan seorang yang sudah siap dalam menghadapi dunia pernikahan. Selain itu untuk sampai di dalam jenjang pernikahan kita harus selesai dengan diri sendiri. Selesai memantaskan diri segala sudut. Dan paling utama selesai dengan masa lalu.

Perbincangan menguji kecocokan kedua belah pihak pasangan dirasa penting adanya sebelum pernikahan. Hal ini untuk mencari sisi kecocokan dan ketidak cocokan. Kemudian juga penting adanya membicarakan hubungan kedua keluarga, pengelolaan finansial, kemungkinan terkait anak, penyelesaian masalah jika terjadi konflik berdua, hingga perbincangan terkait cara mendidik anak. Jika cocok dalam masa mencari kecocokan, maka sebaiknya bisa lanjut ke jenjang pernikahan. Namun jika tidak cocok, maka sebaiknya memilih yang terbaik.

Kehidupan pernikahan itu sangat kompleks dan perlu ilmu yang banyak sebelum masuk di jenjang pernikahan. Pernikahan juga sama saja menyatukan dua keluarga sekaligus menyatukan juga dua orang yang berbeda pemikiran untuk disatukan dalam satu lingkup kehidupan dengan beragam lika-liku yang ada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline