Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang dipahami lebih dari 90% warga negara Indonesia. Bagi mayoritas rakyat Indonesia, bahasa Indonesia tidak dijadikan sebagai bahasa ibu tapi kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa daerah masing-masing untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan kerap mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan dialek atau logat setempat.
Contohnya saja di Makassar, dalam komunikasi sehari-hari biasanya menggunakan bahasa Indonesia yang dicampur dengan logat Makassar. Perpaduan ini melahirkan sebuah logat khas ala Makassar yang tergolong unik. Unik karena didalam penyusunan kalimatnya ditambahkan partikel-partikel tambahan misalnya Mi, Ki, Ko, Ji, Na, Ka, Pi, dan Ma. Saya akan memberikan beberapa contoh kalimat yang menggunakan partikel-partikel tersebut.
- Jangan mi lama-lama : artinya jangan lama-lama
- Lagi dimana ki sekarang? ("Ki" untuk kalimat yang lebih sopan): artinya kamu sekarang lagi dimana?
- Lagi dimana ko sekarang? ("Ko" kalimatnya kurang sopan biasa diperuntukkan bagi teman sebaya atau orang yang lebih muda) : artinya kamu sekarang lagi dimana?
- Jangan ma ko khawatir, tidak apa-apa ja ka : artinya jangan khawatir, saya tidak apa-apa
- Kapan-kapan pi baru ke sana ki lagi: artinya kapan-kapan ya baru ke sana lagi
- Punya na ji mamaku : artinya punya ibu saya (Ji maknanya untuk menggampangkan masalah atau menyepelekan sesuatu. Jadi makna sesungguhnya dari kalimat tersebut ingin menunjukkan bahwa tidak perlu khawatir barang itu milik ibu saya kok)
Mungkin orang-orang di luar Makassar merasa lucu atau bahkan aneh membaca contoh-contoh diatas apalagi jika mendengarnya secara langsung. Memang tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baku. Tapi itulah realitas kami sehari-hari sebagai orang Makassar dalam bergaul dan berkomunikasi, tetap berbahasa Indonesia tapi dipadu dengan partikel-partikel khas logat Makassar.
Masih ada yang lebih unik lagi dari logat Makassar yaitu "Okkots". Apa itu "Okkots"? Lidah orang Makassar terkadang keseleo penyebabnya karena kelebihan vitamin G dengan menambahkan huruf "G" pada kata yang akhirannya "N". Terkadang juga karena kekurangan vitamin G yaitu mengurangi huruf "G" pada kata yang akhirannya "NG". Saya akan memberi contoh (Eittss.... jangan tertawa ya)
- Ayo pergi nontong konser na Agnes Monica
- Jangan makang terlalu banyak
- Mari kita salin menghormati satu sama laing
- Memannya kenapa?
Kedengarannya lucu memang, tapi disitulah khasnya. Terlepas dari pengaruh logat suatu daerah terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, apakah Bahasa Indonesia yang baik dan benar masih sering digunakan?
Tentu saja, secara formal Bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan masih sering digunakan. Contohnya pada saat menulis surat-surat resmi, menulis di surat kabar dan media elektronik lainnya, menulis makalah, skripsi, laporan, tesis, berbicara di forum publik misalnya pada saat mengajar, presentasi, berpidato, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, pemersatu dari ribuan bahasa daerah yang ada di bumi nusantara ini. Bahasa yang dipakai oleh ratusan juta penduduk Indonesia yang berbeda suku dan bahasa agar kita dapat saling berkomunikasi dan memahami satu sama lain dengan baik. Mari kita cintai Bahasa Indonesia caranya antara lain dengan banyak membaca buku berbahasa Indonesia agar kosakata kita bertambah dan rajinlah menulis untuk memperbaiki penuturan dan tata bahasa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H