Lihat ke Halaman Asli

Rokhmah Nurhayati Suryaningsih

TERVERIFIKASI

Keep learning and never give up

Makan dan Minumlah, tapi Jangan Berlebihan

Diperbarui: 2 November 2020   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mana lebih baik makan sekali banyak atau makan sering porsi kecil (dok: kompas.com)

Saya suka dengan ajakan atau anjuran ini. Nasehat ini sangat bermakna buat saya. Tanpa saya perlu melakukan diet, ternyata kebiasaan ini bisa dipakai sebagai salah satu cara untuk diet. 

Mungkin karena tidak ada lemak yang tersisa dan menumpuk di badan, sehingga berat badan saya  relatif stabil. Itulah yang saya rasakan selama menjalani pola hidup makan dan minum, tapi (dan) jangan  berlebihan ini.

Ternyata sekarang saya baru tahu manfaatnya. Makan lebih sering, namun dengan porsi kecil membuat badan saya stabil. Menariknya saya merasa belum pernah kegemukan atau obesitas. 

Jadi saya tidak pernah  secara khusus melakukan diet, lha badan saya saja stabil. Pernah gemuk sedikit saat hamil dulu, habis melahirkan  tidak lama kemudian balik normal lagi.

Alhamdulillah, saya sudah menjalaninya sejak saya duduk di bangku SMA. Entah kenapa saya memang tidak bisa makan banyak atau makan dengan porsi besar. Bagaimana mau makan dengan porsi besar, porsi sedikit saja sudah membuat perut saya terasa kenyang.

Jadi saya makan setiap harinya bisa 5 - 6 kali sehari. Makanya saya dari dulu selalu bawa bekal makanan dan minuman ke mana saja agar saya bisa makan ketika perut sudah terasa lapar. 

Profil saya masih seperti ini mungil, cuma sudah berkeriput karena usia, hahha (dokpri)

Maklum saya males untuk mampir membeli makanan. Jadi saya bisa makan apa yang saya bawa dari rumah kapan saja. Kecuali kalau kepepet tidak bawa bekal baru saya sibuk nyari makanan di jalan.

Memang capek dan sedikit ribet sih bolak balik makan, tapi daripada perut saya sakit karena kelaparan. Apa boleh buat, saya seneng-seneng saja melakukannya dan merasa tidak ada yang memaksa. Pagi-pagi sekali sering saya sudah sarapan. Di rumah pun selalu ada persediaan makanan, sayuran dan buah-buahan. 

Jadi saya sering keluar rumah hanya untuk belanja makanan, terutama sayuran dan buah-buahan. Sifatnya memang untuk berjaga-jaga saja. Kalau perut saya sudah mulai terasa lapar, biasanya saya langsung sibuk nyari bahan makanan apa yang bisa dimasak atau dimakan cepet.

Berat badan saya nyaris sama dari dulu sekitar 49 -- 51 kg, membuat baju-baju saya masih terus bisa dipakai dan tidak perlu sering membeli baju baru. Kadang kakak saya mengasihkan baju-baju yang sudah tidak muat lagi. Jadi saya memanfaatkan baju-baju yang ada saja. 

Maklum di keluarga besar kami, yang badannya relatif stabil cuma saya, lainnya melar bahkan ada satu saudara yang masuk dalam kategori obesitas. Itu sebabnya saya jarang membeli baju baru, apalagi saya seringnya di rumah, eh bekerja dan mencari nafkah dari rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline