Lihat ke Halaman Asli

Rokhmah Nurhayati Suryaningsih

TERVERIFIKASI

Keep learning and never give up

Jeli Melihat Peluang, Tapi Kurang Pinter Nyari Uang

Diperbarui: 4 November 2020   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Every opportunity coounts (doc:vibismedia.com)

Membaca tulisan Bung TauRa, "Anda Pilih Mana, Peluang atau Uang?" dan Bung Mahendra Paripurna, "Dilema Pilih Uang atau Peluang" sedikit menggelitik saya untuk menulis apa yang terjadi pada diri saya. Bung Mahendra sendiri lebih memilih uang, karena dengan uang bisa dipakai untuk menciptakan peluang. 

Bagaimana dengan saya? Saya sendiri langsung flashback, ternyata saya lebih jeli melihat peluang dan kurang pinter mencari uang, hahahha.

Jujur saja, apa yang saya rasakan persis apa yang tertulis dalam judul tulisan di atas. Jadi inilah yang sebenarnya terjadi pada diri saya.

Ternyata saya lebih mementingkan nilai (value) dari suatu peluang daripada segi nominal yang berupa uang itu semata.

Kalau dihitung secara nominal sih totalnya jauh lebih tinggi dari hanya melihat uang dari segi nilai nominalnya. Itu menurut saya, peluang itu tidak terhitung manfaatnya.

Berikut saya coba menuliskan secara singkat beberapa peruntungan karena kejelian menangkap peluang. 

1. Saya bisa pergi ke Amerika gegara mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di sana.

Saya sengaja memilih Amerika daripada sekolah di Australia atau Eropa, karena alasan yang cukup sederhana. Kalau saya sekolah yang jauh sekalian dalam ukuran jarak, saya bisa menahan diri untuk tidak bolak balik pulang. Jadi bertahan sampai selesai, alias tidak pulang kalau belum berhasil.

Apalagi dengan jarak yang jauh, berarti biaya tiket pun cukup mahal buat dompet seorang mahasiswa. Dengan tidak pulang berarti saya bisa menabung dengan melakukan penghematan.

Saat musim salju di NY City (dokpri)

2. Ternyata hasil dari penghematan uang beasiswa, saya bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci dari Amerika dalam usia yang masih muda dan belum menikah. Jadi belum ada tanggungan keluarga, masih gesit dan lincah untuk menjalankan ritual haji.

Apalagi di sana tidak ada kuota (pembatasan) untuk para calon jamaah haji yang hendak  pergi ke tanah suci. Saya hanya butuh waktu sekitar 2 bulan untuk mendaftar dan persiapannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline