Lihat ke Halaman Asli

Rokhmah Nurhayati Suryaningsih

TERVERIFIKASI

Keep learning and never give up

Yuk Sedikit Mengenal tentang Tuberkulosis

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1425876302949110194

[caption id="attachment_372126" align="aligncenter" width="533" caption="Peserta Workshop dan Staff Kemenkes berfoto bersama (doc: Eyang Anjari)"][/caption]

Saya mungkin termasuk salah satu Blogger yang beruntung, karena bisa mengikuti Workshop tentang Tuberkulosis (TB)  yang  disponsori oleh Kementrian Kesehatan dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dari tanggal 3 - 5 Maret yang lalu di Bandung. Acara ini memang ditujukan untuk para blogger yang diharapkan bisa menjadi penyambung lidah atau garda terdepan untuk memberikan sosialisi dan edukasi kepada masyarakat luas melalui tulisan-tulisannya.

Kegiatan ini diharapkan akan memberikan multiplier effect dalam proses pemberantasan penyakit TB yang  sekarang  telah menempatkan Indonesia pada posisi ke 4 pasien terbanyak di dunia. Dengan jumlah kasus TB yang banyak di masyarakat, anak-anak di Indonesia menjadi rentan dan beresiko untuk tertular penyakit TB. Menurut data yang ada, kasus TB anak di Indonesia yang tercatat pada tahun 2013 sudah mencapai 26.020 anak. Diperkirakan masih banyak kasus TB anak yang belum ditemukan dan diobati secara benar.

[caption id="attachment_372148" align="aligncenter" width="512" caption="TB regular vs TB-MDR (doc: materi WS)"]

1425884416982752119

[/caption]

Itulah sebabnya penyakit TB ini bisa menyerang siapa saja, tua muda, laki-laki, dan perempuan termasuk anak-anak kecil. Memang pasien TB ini bisa disembuhkan dengan cara minum obat secara teratur dan tuntas. Kecuali bagi pasien TB yang tidak diobati secara tuntas,  maka akan mengakibatkan pasien tersebut terkena resistan terhadap obat TB, yang dikenal dengan TB - MDR (Multi Drugs Resistant). Apabila hal ini terjadi, maka pengobatan  TB akan menjadi lebih berat, karena waktu yang dibutuhkan jauh lebih lama dibanding pasien yang hanya terkena TB. Bahkan pengobatannyapun tidak cukup dengan obat yang diminum. Harus ditambah dengan suntikan setiap hari selama lebih kurang 2 bulan. Ada lagi pasien dengan HIV yang juga terkena  TB, akan lain cara pengobatannya. Namun pada dasarnya penyakit TB dapat disembuhkan dengan minum obat secara teratur dan tuntas. Sedangkan HIV dapat dikendalikan dengan minum Anti Retro Viral (ARV) secara teratur.

Disisi lain penyakit TB itu bermacam-macam jenisnya, tidak hanya TB paru. Tapi TB bisa menjangkiti semua bagian dari tubuh kita dari kepala sampai kaki. Misalnya ada TB yang  menyerang selaput otak, mata, hati, usus, kelenjar getah bening, tulang,  kulit dan lainnya. Hanya beberapa bagian saja yang tidak terkena TB, yaitu rambut, kuku dan gigi. Namun yang paling dikenal memang adalah TB paru, karena hanya paru-parulah yang bisa berhubungan langsung ke luar, yaitu dengan menghirup udara melalui proses pernafasan ini.

[caption id="attachment_372129" align="aligncenter" width="527" caption="Para narasumber dan Staff dari Kementrian Kesehatan (doc: Sally O Fauzi)"]

142587675682813782

[/caption]

Kembali ke permasalahan diatas, apakah TB itu? TB atau Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycrobacterium Tuberculosis). Kuman ini bisa menyerang tubuh manusia, terutama paru-paru. Namun TB bukanlah penyakit turunan, bukan pula disebabkan oleh kutukan atau guna-guna. Melainkan kuman ini ditularkan melalui udara, langsung dari pasien TB ke orang yang berada di sekitarnya, melalui droplet (percikan air ludah/ dahak) yang mengandung kuman TB pada saat pasien TB batuk, bersin atau berbicara.

Terus Bagaimana dengan Pencegahannya?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit TB ini. Pertama, dengan minum obat secara teratur. Setelah 2 minggu minum obat, maka kuman tidak akan menular ke orang lain. Kedua, pasien TB harus menutup mulutnya sewaktu batuk dan bersin. Ketiga, tidak membuang dahak di sembarang tempat, tapi dibuang pada tempat khusus dan tertutup. Keempat, rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik, agar sirkulasi udara berjalan lancar.

[caption id="attachment_372133" align="aligncenter" width="527" caption="Berbagai brosur yang disediakan oleh Kementrian Kesehatan (doc: Eyang Anjari)"]

142587733699070529

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline