Lihat ke Halaman Asli

Rokhmah Nurhayati Suryaningsih

TERVERIFIKASI

Keep learning and never give up

Belajar Menulis Gaya Bung RDP & Bung Kate? It's not for me

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1341042784746329377

[caption id="attachment_191626" align="aligncenter" width="466" caption="I Love Writing (Doc: fannyloony.blogspot.com)"][/caption] Melihat pertunjukan menulis gratis ala Bung RDP?, benar-benar seru. Bagaimana tidak? Seharian dashboard saya isinya tulisan Bung RDP karena yang lain mungkin lagi  sibuk kerja. Sementara Bung RDP sendiri mungkin hatinya panas karena ditantang oleh Bung Valentino untuk memecahkan telor Bung Kate yang sehari bisa menulis 10 postingan.  Suatu rekor tertinggi dia capai pada tanggal 20 Desember 2009. Adanya tantangan itu, akhirnya hati Bung RDP mungkin pingin sekali mengalahkannya. Bagus juga sih, melihat semangat yang begitu tinggi dan menggebu-nggebu. Saya yakin, kalau bukan penulis yang piawai akan kesulitan untuk menulis seperti dikejar-kejar serigala. Paling-paling baru bisa menulis 1 atau dua postingan  sudah capek, bahkan teler, karena otaknya diperas untuk menghasilkan tulisan. Habis itu perlu istirahat, bukan karena tidak kuat untuk  duduk lebih lama, tapi karena otaknya sudah panas, mau tidak mau harus pergi menjauh dari komputer. Begitulah yang saya lakukan. Saya sendiri sengaja tidak mengomentari setiap tulisannya. Menunggu  sampai telur itu pecah, baru saya memberi ucapan selamat karena telah berhasil memecahkan rekor. Eh ternyata masih terus bertahan sampai tulisan yang ke 16 dalam seharinya. Luar biasa semangatnya dan saya acungi jempol. Bayangkan kalau banyak diantara kita bisa menghasilkan tulisan lebih dari 10 postingan dalam sehari, akan ramailah dunia perbukuan kita atau penerbitan kita, apalagi kalau semuanya bercita-cita ingin menerbitkan buku. Benar-benar bisa menggiatkan perekonomian baik dari sisi penerbit maupun toko buku karena ada tambahan koleksi buku baru yang masuk. Tentunya, pekerja pun menjadi semangat karena ada pesanan masuk. Tidak ada 1 bulan saja bisa menghasilkan buku. Wow! sangat-sangat produktif . Disisi lain, bagi Bung Kate sendiri, santai-santai saja melihat rekor yang akan dicapai itu sudah diperolehnya  2 tahun telah  berlalu. Wow! semangat yang luar biasa tinggi baru saja bergabung menulis di Kompasiana 22 Oktober 2009, sudah bisa menulis 10 postingan dalam waktu kurang lebih 2 bulan. Tapi sayang sistem belajar seperti itu tidak bisa diterapkan  ke setiap orang apalagi yang masih pemula seperti saya. Tentunya akan lari tunggang langgang dan langsung pamit, tidak mau belajar lagi. Untung ini hanya suatu tontonan yang menarik tapi nyata, alias Sungguh-sungguh terjadi. Saya saja bergabung hampir 2 tahun, tulisannya baru sekitar 30 an. Benar-benar santai tidak ketulungan atau malesnya minta ampun. Boleh dikatakan rata-rata sebulan 2 postingan saja tidak ada. Makanya, teori gaya Bung RDP atau Bung Kate adalah bukan untuk  strategi saya dalam belajar. Tak apalah, saya mengikuti pola nya Om Jay saja,  sebisa mungkin satu postingan  satu hari. Itu saja masih kadang absen. Tapi itu yang saya usahakan dan saya ajarkan juga ke anak saya saat ini.  Saya sedang berusaha menghasilkan satu tulisan dalam 1 hari. Walaupun kadang saja masih sulit, makanya sebelum saya menerapkan atau menyuruh ke orang lain pola belajar menulis satu tulisan 1 hari, saya harus mencobanya lebih dulu. Yang jelas sekarang ini, saya berusaha untuk kesana. Biar tidak cuma bisa ngomong, tapi tidak bisa menjalaninya. (jarkoni = bisane ngajar tapi ora isa nglakoni, Jawa) atau istilah kerennya walk the talk. Mungkin bagi Kompasianer yang lain punya cara sendiri dalam menghasilkan tulisan-tulisannya. Silakan saja, yang penting kita semua berusaha mencobanya. Siapa tahu bisa bermanfaat bagi orang lain atau buat kita sebagai pengingat di kala lupa. Tapi paling tidak sebagai bukti bahwa kita pernah ada di bumi atau bisa juga  sebagai kenangan buat anak cucu kita nantinya. Bukti yang tidak terbantahkan tentunya, karena Saya menulis maka Saya Ada atau pernah ada. Begitulah kira-kira. Dan tulisan inilah sebagai bukti dari keabadian kita, biarpun hanya tulisan yang berbicara. Bersyukur kalau karya kita bisa dimanfaatkan dan diambil hikmahnya. Maka marilah tinggalkan jejak yang baik, karena tulisan kita akan abadi. Bagaimana menurut Anda? Terima kasih dan Selamat Berlibur




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline