[caption id="attachment_318330" align="aligncenter" width="529" caption="Rapat Koordinasi Pengemban Tugas Rehabilitasi antar Lintas Agama (doc: pak Dian Kelana)"][/caption]
Sebagai seorang pemula yang sedang menekuni permasalahan narkoba, membuatku begitu haus akan berbagai informasi, terutama yang datang dari sumbernya langsung. Hal ini karena aku tahu tidak mudah bagi orang luar untuk bisa hadir. Apalagi aku bukan siapa-siapa, selain sebagai blogger yang sedang belajar menulis. Tapi ingin berpartisipasi aktif dalam upaya membantu program pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba (P4GN). Makanya aku termasuk salah seorang yang beruntung bisa hadir bersama Pak Dian Kelana dalam acara Rapat Koordinasi Pengemban Tugas Rehabilitasi antar Pemuka Lintas Agama yang diadakan pada tanggal 25 Maret 2014 yang lalu.
Rapat Koordinasi ini diadakan oleh Deputi Bidang Rehabilitasi yang berlangsung di Auditorium lantai 7, kantor BNN Cawang, Jakarta Timur. Hadir pada acara tersebut sekitar 30 orang dari berbagai utusan lintas agama yang bergerak dalam tugas mengemban rehabillitasi. Kami hadir untuk berdiskusi tentang bagaimana peran masyarakat dan Organisasi Keagamaan dalam pemberantasan penyalahgunaanNarkoba dan bagaimana melakukan upaya pencegahannya.
Sayangnya banyak peserta yang berhalangan hadir, sehingga acara sedikit tertunda dari jadwal yang seharusnya, dengan harapan akan banyak lagi perserta yang datang. Namun sampai pukul 10:00 masih juga tidak banyak pertambahan peserta, maka acara segera dimulai. Sekitar 20 orang hadir dalam Rapat Koordinasi ini dari berbagai lintas agama.
Rapat Koordinasi ini dibuka dengan diawalimenyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mars BNN. Entah kenapa setiap ada kesempatan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya ini, air mataku langsung menetes. Rasanya haru, senang dan kasihan mengingat negara ini sudah cukup lama merdeka. Tapi belum juga maju. Terlalu banyak tugas dan beban yang harus diembannya. Entahlah pikiranku jadi macam-macam, masih berapa lama lagi agar rakyat bisa makmur dan sejahtera?.
Setelah selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mars BNN. Bagiku ini untuk kedua kalinya, aku mendengarkan lagu ini. Namun aku masih belum hafal juga, untuk bisa menyanyikannya sendiri. Butuh beberapa kali lagi kayaknya untuk bisa hafal. Maklum karena umur sudah tidak muda lagi, jadi untuk kegiatan menghafal sedikit lambat. Tak apalah yang penting masih produktif dalam menulis dan menghasilkan karya. Itu jauh lebih penting untuk seusia saya.
[caption id="attachment_318339" align="aligncenter" width="529" caption="Saat Rapat Koordinasi sedang berlangsung (doc: pak Dian Kelana)"]
[/caption]
Rapat Koordinasi ini sedianya akan dibuka secara resmi oleh Ibu Deputi dr Diah Setia Utami, Sp. Kj. Namun karena beliau bersama Kepala BNN pada saat yang sama ada acara di Gedung SMESCO untuk membuka Pagelaran Seni Budaya Anti Penyalahgunaan Narkoba Bagi Pelajar, Mahasiswa dan Organisasi Wanita. Akhirnya acara ini dibuka oleh Brigjen Polisi dr Budyo Prasetyo, Sp. RM, selaku Direktur Penguatan Rehabilitasi Komponen Swasta.
Kemudian acara dilanjutkan dengandiskusi yang dipimpin oleh Brigjen Polisi dr Budyo. Dalam pemaparannya beliau ingin mengajak komponen masyarakat terkait lainnya menyelenggarakan rehabilitasi Penyalahguna atau Pecandu narkoba dalam rangka pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN).
Lebih-lebih dengan telah dicanangkannya tahun 2014sebagai Tahun Penyelamatan Pengguna Narkoba, maka kita perlu menyebarluaskan dan mensyosialisasikan program-program yang sedang dijalan oleh BNN agar masyarakat menjadi tahu dan para pecandu segera melaporkan diri atau dilaporkan keInstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) untuk bisadirehabilitasi.
Hal ini sesuai dengan implementasi Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011, perlunya partisipasi seluruh komponen bangsa melakukan tindakan secara komprehensif dalam membantu melakukan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba, serta mengantisipasi kenaikan prevalensi tahun 2015 yang diperkirakan mencapai 2,8% atau setara dengan 5,1 juta orang yang terlibat penyalahgunaan narkoba.