[caption id="attachment_320127" align="aligncenter" width="532" caption="Komik Macan Putih (Gramedia Pustaka Utama) - doc: Kompasiana.com"][/caption]
Sebenarnya saya sendiri tidak banyak tahu tentang perkomikan di Indonesia. Bahkan membaca komik pun jarang sekali di waktu kecil. Namun karena didorong oleh rasa penasaran, akhirnya saya mendaftar acara Bedah Komik Indonesia: Macan Putih yang diadakan pada tanggal 14 April 2014 di Gramedia Pondok Indah Mall. Kebetulan pada hari yang sama saya mendapat undangan untuk menghadiri Focus Group Discussion di Badan Narkotika Nasional (BNN). Jadi sekalian saya keluar rumah melakukan dua (2) kegiatan. Daripada saya hanya mengikuti satu kegiatan terus pulang. Hitung-hitung saya memperoleh tambahan ilmu tentang perkomikan di Indonesia dan mengenal lebih jauh bagaimana asal mula super hero Macan Putih itu muncul.
Ternyata animo Kompasianer yang hadir tidak begitu menggembirakan, karena yang mendaftar hanya 18 orang dan itu pun tidak semuanya hadir. Mungkin karena setting waktunya yang tidak tepat, apalagi pada jam kerja, sehingga banyak dari Kompasianer yang tidak bisa hadir. Padahal panitia mengharapkan ada sekitar 50 orang yang mendaftar, tapi kuota itu tidak bisa dicapai.
[caption id="attachment_320128" align="aligncenter" width="365" caption="Admin Kompasiana, mas Nurul membuka acara bedah buku (dokpri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_320130" align="aligncenter" width="518" caption="Saat acara bedah buku (doc: pribadi)"]
[/caption]
Acara bedah komik ini dibuka oleh Mas Nurul. Kemudian penjelasan mengenai asal mula komik ini muncul dan bagaimana rencana ke depannya diisi oleh Mas Irfan Ihsan sebagai penulis cerita dan Mas Donny Gandakusuma sebagai ilustrator. Acara ini juga dihadiri oleh Kang Pepih Nugraha sebagai punggawa dari Kompasiana.
Komik Macan Putih #1 – “Yang Terpilih”, merupakan karya kolaborasi antara penulis komik, yaitu Irfan Ihsan, artis/ilustrator Donny Gandakusuma, pewarna Novita Tesalonika, dengan bantuan editor Mirna Yulistianti dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Sedangkan cover komiknya dikerjakan oleh sang artis Donny Gandakusuma dengan pewarna yang berbeda, yaitu Keiko Takahashi.
Karena komik ini baru bagian pertama, maka isinya lebih banyak berisi perkenalan karakter-karakter utamanya dan juga pendukung, serta berbagai kisah latar belakang untuk kisah-kisah berikutnya. Rencananya komik ini akan terbit dua bulan sekali.
[caption id="attachment_320131" align="aligncenter" width="531" caption="Mas Donny sedang memperagakan keahliannya (doc: pribadi)"]
[/caption]
[caption id="attachment_320132" align="aligncenter" width="522" caption="Macan Putih yang dibuat on the spot. Wow!, luar biasa dalam sekejap dah jadi (doc: pribadi)"]
[/caption]
Isi dari komik Macan Putih ini adalah mengisahkan Kinan, seorang pelajar sekolah menengah atas yang kerap diejek oleh kakak kelasnya. Sepulang sekolah, kemudian dia dijebak untuk ikut tawuran dan dikeroyok pelajar sekolah lawan. Di tengah suasana babak belur, akhirnya sosok penyelamat datang, yang berupa seekor macan putih misterius, berusaha untuk menyelamatkannya. Sosok macan putih inilah yang telah beberapa kali datang ke mimpinya dan kemudian mengubah jalan hidup Kinan. Dia kini memikul tanggung jawab untuk berjuang demi kebenaran dan kemanusiaan. Jadi komik ini berisi kisah kepahlawanan untuk membela kaum tertindas, dalam hal ini Kinan sebagai korban bullying.
Kalau kita menilik dari ceritanya, sebenarnya komik ini termasuk standar dan sederhana, mirip dengan komik-komik superhero pada umumnya. Namun yang menarik dari komik Macan Putih ini, adalah ada unsur legenda yang kental nilai-nilai Indonesia. Dan macan putih itu merupakan kisah legenda yang berupa kekuatan spiritual dari Jawa Barat, sehingga benar-benar mengambil nilai dari kearifan lokal. Selain itu, cerita dalam komik Macan Putih juga mewakili situasi yang terjadi di tanah air, misalnya suasana sekolah di Indonesia dan berbagai masalah yang dialami oleh pelajarnya, terutama pelajar di Ibu Kota.
[caption id="attachment_320134" align="aligncenter" width="529" caption="Kang Pepih tak luput jadi bidikan sebagai calon superhero, hehehhe (doc: docpri)"]
[/caption]
Uniknya, komik ini dikerjakan di empat tempat yang berbeda. Irfan yang kini berdomisili di Washington DC, Novita di Bandung, Donny di Surabaya, dan penerbitnya sendiri berada di Jakarta. Jadi komik ini dikerjakan tanpa bertatap muka, tapi dengan bantuan teknologi, mereka tetap bisa mewujudkan satu visi besar untuk memajukan komik Indonesia. Sehingga bagi mereka masalah jarak tidak menjadi kendala untuk tetap berkarya di dunia komik. Makanya Irfan pun berceloteh kalau mereka adalah contoh kolaborasi Long Distance Relationship (LDR) yang sukses.
Dan komik Macan Putih ini merupakan wujud dari mimpinya, yang akan menjadi cikal bakal lahirnya superhero Indonesia. Nantinya akan ada superhero baru yang ditampilkan dalam serial selanjutnya, bahkan akan hadir dalam komik tersendiri.
Dalam proses pembuatan komik ini, Irfan juga menuturkan bahwa setiap halaman sudah jadi, terus dia kirim ke semua tim. Kalau oke baru diwarnain. Oleh karena itu, dia berharap komik ini akan terus berkembang menjadi luas dan karakter semua tokoh di Macan Putih menjadi kompleks permasalahannya dengan muncul pahlawan baru dan musuh baru yang lebih jahat seiring dengan bertambahnya usia Kinan.
Lewat komik ini, dia berharap akan lahir komik-komik baru buatan anak negeri yang bisa menjadi referensi pembaca komik di Indonesia. Karena pada dasarnya pembaca komik di Indonesia itu sangat banyak. Tapi karena yang tersedia adalah komik manga, akhirnya mereka (pembaca komik) lari ke situ. Padahal pembuat komik di Indonesia itu banyak dan kualitasnya juga tidak kalah. Tapi kebanyakan memang independen sehingga orang kesulitan untuk mendapatkan komiknya.
Acara bedah komik ini tetap seru, walaupun dihadiri oleh beberapa Kompasianer saja. Hal ini karena telah dibidiknya Kang Pepih sebagai superhero baru, hehehhe. Di samping itu peserta mempunyai banyak kesempatan untuk bertanya ini dan itu, termasuk bagaimana pembagian royaltinya.
Maklum masalah uang kadang memang sensitif, apalagi untuk kolaborasi yang menyertakan beberapa orang. Namun ternyata mereka sudah membicarakannya dari awal, bahwa pada dasarnya royalti dibagi dua, sedangkan pelaku lainnya seperti pewarna dan yang berhubungan dengan ilustrasi berada di bawah Donny. Akan tetapi Irfan sendiri tidak terlalu merisaukannya, yang penting bisa menghidupkan komik di Indonesia, dia sudah sangat gembira. Baginya masalah uang/ekonomi akan mengikutinya.
Akhirnya untuk bisa kembali menggairahkan komik karya anak negeri, maka diperlukan suatu gerakan bersama, sehingga jumlah komik yang tersebar bisa lebih banyak. Apalagi kalau kita bisa memproduksi lebih banyak secara bersama-sama, sehingga toko buku komik Indonesia tidak tertutup dengan komik luar.
[caption id="attachment_320136" align="aligncenter" width="531" caption="Peserta yang hadir dalam acara Bedah Komik di Gramedia PIM (doc: pribadi)"]
[/caption]
[caption id="attachment_320137" align="aligncenter" width="531" caption="Sebelum berpisah, kami numpang foto bersama (doc: pribadi)"]
[/caption]
Secara keseluruhan, komik ini lumayan menarik, semoga bisa mengobati kerinduan para pecinta dan pecandu komik terutama komik lokal yang berisi nilai-nilai budaya unggul, diambil dari kearifan local. Dengan demikian dunia perkomikan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Saya juga berharap semoga kisah komik ini terus berlanjut sampai tamat dan tidak berhenti di tengah jalan.
Mari cintailah komik Indonesia dan jaya terus komik nasional. Sekali lagi selamat atas terbitnya Superhero Baru Indonesia "MACAN PUTIH"!
[caption id="attachment_320138" align="aligncenter" width="338" caption="Cover Macan Putih oleh Donny Gandakusuma "]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H