Lihat ke Halaman Asli

Rokhmah Nurhayati Suryaningsih

TERVERIFIKASI

Keep learning and never give up

Olah Raga (Jalan Kaki) sebagai Investasi Masa Depan

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14115711391174708143

[caption id="attachment_344221" align="aligncenter" width="398" caption="Ilustrasi Jalan kaki (doc: www.kolomsehat.com)"][/caption]

Tidak ada seorang pun yang menyangkal betapa pentingnya kita melakukan olah raga. Apalagi kalau bisa dilakukan setiap hari, biarpun hanya dilakukan selama 30 menit. Sayangnya kegiatan itu mudah untuk diomongkan, tapi sangat sulit untuk dipraktekkan. Makanya tidak jarang orang membuat berbagai alasan agar tidak melakukannya. Tentu apa saja bisa dipakai sebagai alasan untuk meyakinkannya agar kita bisa terhindar dari keharusan itu.

Itulah yang terjadi pada saya sendiri. Dulu saya sering melakukan olah raga jalan kaki dengan mengelilingi kompleks perumahan. Namun karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang di pagi hari membuat saya jadi malas untuk berolah raga jalan kaki lagi. Takut terserempet kendaraan yang sedang lewat atau ngebut untuk mengejar waktu. Akhirnya saya mengalah untuk tidak melakukan olah raga jalan kaki demi aman dan keselamatan diri. Saya terus menggantinya dengan melakukan berbagai aktivitas di rumah yang memerlukan gerakan. Kecuali hari Minggu dimana lalu lintas relatif sepi di pagi hari, maka saya bisa sedikit bebas dalam berolah raga.

Namun, saya terus berpikir bagaimana saya bisa tetap berolah raga lagi di udara bebas, tanpa merasa takut ada kendaraan yang lalu lalang?. Akhirnya saya ingat, tidak jauh dari rumah saya ada lapangan yang dipakai oleh anak-anak untuk main bola di sore hari. Termasuk anak saya ikut bergabung juga disana 2 hari sekali. Begitu juga kalau ada acara-acara seperti bakti social dari PKS dan Kepolisian, pertunjukkan dangdut, atau hiburan malem, lapangan itu kadang dipakainya juga. Bahkan dulunya pernah dipakai untuk belajar nyetir mobil, tapi sekarang sudah dilarang karena rerumputan jadi pada mati dan kalau musim hujan tanahnya jadi banyak lobangnya, bak kolam.

Aha! inilah tempat yang terbaik buat saya untuk berolah raga setiap hari. Kenapa tidak? Saya pun bisa juga memanfaatkan barang 30 menit sehari untuk berolah raga jalan kaki. Yeah sekedar jalan kaki mengelilingi lapangan 5 - 10 kali cukuplah. Yang penting seluruh anggota badan digerakkan. Saya pikir, kalau tidak dimulai dari sekarang kapan lagi saya akan memulainya. Semakin lama ditunda, semakin malas nanti akhirnya. Dan berbagai penyakit keburu pada datang dan bersarang dalam diri saya.

Itulah yang saya lakukan dalam 30 menit di pagi hari di tengah kesibukannya yang lain.  Kebutuhan ini sekarang menjadi salah satu prioritas saya. Seneng rasanya bisa balik rutin olah raga lagi. Semoga tidak sekedar niatan saja, tapi berlanjut terus setiap hari. Makanya mumpung lagi semangat berolah raga jalan kaki, pagi-pagi saya pamit ke anak saya kalau mau olah raga sebentar di lapangan. Takut dia nanti nyari dimananya.

Eh ternyata benar, di lapangan sudah ada beberapa orang yang sedang berolah raga. Memang kebanyakan sih mereka sudah berumur 50 tahun ke atas, tapi ada juga yang sengaja berolah raga untuk sekedar therapy. Bagi saya biarpun hanya sekedar 30 menit, tapi dengan menghirup udara segar di pagi hari membuat badan saya terasa fresh. Apalagi di rumah debunya datang begitu mudahnya tanpa diundang, karena rumah saya persis di pinggir jalan, dimana jendela dan pintu selalu terbuka. Bisa dibayangkan bagaimana kotornya sirkulasi udara di rumah.

Yang menjadi tantangan saya adalah bisakah saya melakukannya rutin dan menjadi kebiasaan?. Karena saya tahu manfaat olah raga itu sangat besar, biarpun hanya jalan kaki setiap harinya. Itulah yang menginspirasi saya untuk terus mencari cara agar saya bisa tetap berolah raga.

Jangan ditanya bagaimana manfaatnya? Yang jelas banyak sekali. Dalam harian Kompas pernah ditulis tentang manfaat rutin jalan kaki ini, yaitu bisa mencegah berbagai penyakit. Bahkan disebutkannya sebagai pil ajaib yang mampu mencegah obesitas, diabetes dan mengurangi risiko penyakit kanker. Dokter James Brown dari Universitas Aston, Inggris mengungkapkan segudang manfaat dari berjalan kaki 30 menit. Pendapat Brown ini juga didukung oleh dokter Benjamin Ellis, seorang peneliti arthritis atau radang sendi di Inggris. Menurut dia, berjalan kaki 30 menit saja juga mampu menjaga persendian. Tulisan lengkapnya bisa dibaca disini.

Disamping itu, olah raga ringan ini dikatakan juga bisa mencegah depresi, mengurangi kemungkinan terjadi patah tulang pada pinggul, dan meningkatkan mobilitas. Bahkan kegiatan ini juga mampu meningkatkan kemampuan berpikir, memperlambat perkembangan penyakit alzheimer, menambah energi, mengurangi kelelahan, hingga mengurangi nyeri rematik.

Semua manfaat itu tak perlu didapat dari lari maraton, mengangkat beban di gym, atau menghabiskan waktu berjam-jam untuk treadmill, tapi hanya dengan berjalan kaki 30 menit per hari. Mudah, bukan?

Jadi jangan ditunda lagi. Yuk, kita galakkan olah raga demi menjaga kesehatan diri kita sendiri, bukan untuk orang lain. Walaupun benefitnya bisa dirasakan oleh orang lain, karena kita tidak menjadi beban bagi orang lain.

Konon otot kita bisa mengendur jika tidak pernah berolahraga. Hal ini disebabkan karena, pada usia lanjut, massa otot bisa mengalami penurunan secara signifikan. Dengan demikian, olahraga diharapkan dapat mencegah lansia mengalami demensia atau kepikunan. Tentunya kita perlu juga mengimbangi dengan bersosialisasi dan menjaga otak tetap aktif untuk mencegah kepikunan ini. Apapun aktivitas fisik yang membuat badan kita bergerak itu baik untuk kesehatan, seperti berenang dan bersepeda. Namun, hanya dengan dengan berjalan kaki selama 30 menit per hari saja sudah dapat membuat kualitas hidup menjadi lebih baik.

Itulah sebabnya olah raga jalan kaki bagi saya, mirip seperti investasi untuk masa depan. Saya melakukannya sekarang untuk memperoleh manfaat yang lebih besar nantinya. Bagi yang mempunyai resolusi di bidang kesehatan, hayo dikejar mumpung belum berakhir tahunnya. Siapa tahu masih bisa meraihnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline