[caption id="attachment_361729" align="aligncenter" width="523" caption="Saat worshop Berinvestasi Cerdas sedang berlangsung (doc: mbak Rachma Chan)"][/caption]
Sebenarnya perjalanan saya untuk bisa sampai ke investasi (saham) di pasar modal sudah lama. Hampir 1 tahun lah saya mencarinya. Dalam masa itu, saya mencoba aktif mengikuti berbagai kegiatan, berharap saya dapat menemukan bisnis lain yang cocok dengan situasi dan kondisi saya. Tentunya bisnis yang masuk akal, halal dan legal. Plus yang tidak kalah pentingnya adalah tidak membuat saya capek dan tidak perlu mempunyai banyak stock barang, yang akhirnya membuat rumah saya bagaikan gudang tempat penyimpanan.
Saya juga sudah mencoba mencari berbagai jenis franchise yang murah meriah dengan cara browsing melalui internet sana sini. Hmmm, ternyata ada banyak sekali disana, tapi tidak ada satu pun yang cocok buat saya. Alasannya, karena saya tidak mau capek secara fisik. Padahal uang sudah saya siapkan, kapan saja saya mau. Makanya uang sengaja tidak saya depositokan, karena saya tidak ingin gerak saya menjadi terbatas dan terikat. Ditambah lagi, berapa sih reward (imbalan) yang akan saya peroleh kalau uang itu didepositokan? Menurut saya sangat kecil, sementara tingkat inflasi yang berlaku cukup tinggi. Akhirnya uang pun sementara saya biarkan saja, sampai saya menemukan tempat yang pas dan cocok buat menyimpannya.
Kenapa saya tidak berinvestasi saja dalam bentuk property, tanah yang kemudian bisa dibangun buat kos-kosan atau ditanami pepohonan? Pingin banget kalau bisa. Tapi uang saya masih kurang banyak untuk mendapatkan itu semua. Untuk pinjam ke Bank, saya tidak punya surat (SK) yang bisa saya gadaikan, karena kerja saya cuma sambilan. Jadi saya hanya bermodalkan tabungan yang bisa sewaktu-waktu saya ambil jika saya membutuhkannya.
Bagaimana dengan investasi dalam bentuk emas (batangan)?. Menarik sih. Tapi karena rumah saya terbuka, dimana semua orang bisa keluar masuk. Saya merasa tidak aman. Belum lagi kalau ada pencurian atau saya sendiri lupa menaruhnya, apa yang diharapkan menjadi tabungan, hanya akan menjadi angan-angan belaka.
[caption id="attachment_361730" align="aligncenter" width="533" caption="Menyempatkan berfoto saat sedang Tour di Galeri BEI (doc: mbak Ranii Novariany"]
[/caption]
Ditengah kebuntuan pikiran, saya merasa akhirnya Allah memberikan jalan keluarnya. Inikah jalan yang terbaik buat saya untuk bisa melipatgandakan uang yang saya miliki? Tepatnya pada tahun Baru 1435 Hijriyah kemarin atau liburan tanggal 25 Oktober 2014 yang lalu, saya mengikuti workshop bagaimana cara "Berinvestasi Cerdas", yang diadakan di Bursa Efek Indonesi, Jakarta dengan sponsor dari Bank Mandiri (Sekuritas). Saat itulah saya merasa dibukakan jalan dan merasa nyaman dengan cara berinvestasi seperti ini.
Saya merasakan sekali manfaat yang saya peroleh dari workshop ini, makanya saya ingin terus mempelajarinya. Hal ini saya lakukan, karena saya harus membekali diri dengan ilmu dan training-training lanjutan sebelum saya terjun langsung dan membelanjakan uang saya ke saham. Saya tidak mau gegabah atau asal-asalan dalam berinvestasi. Itu sebabnya setelah workshop berakhir, saya sibuk mencari informasi kapan workshop dan kelas Trading itu diadakan. Saya coba mengambil kelas dari awal lagi berbagai kelas yang ditawarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan juga kelas Trading yang ditawarkan oleh Mandiri Sekuritas.
Saya juga bergabung dalam mailing list (milist) Mansek Investor Clubs, tempat kami berdiskusi dan membahas masalah perekonomian yang sedang berlangsung, dan bagaimana prospek masing-masing emiten ke depannya serta tempat untuk menghubungkan antara broker dengan para nasabahnya, baik mereka sebagai investor maupun trader. Kadang-kadang kami juga mengadakan temu darat atau gathering dengan mengundang nara sumber dari BEI untuk membahas peraturan perundangan yang terbaru dalam hubungannya dengan pasar modal atau perlindungan dana investor (pemodal). Wah kelihatan keren bukan, Clubs nya?
Setelah ilmu sedikit dikuasai, dan merasa mantap, maka saya terus memberanikan diri untuk mempraktekannya, yaitu dengan membeli saham secara Online. Apalagi kami memperoleh dana awal sebagai promosi dari Mandiri Sekuritas sebesar Rp250.000 . Maka tidak ada salahnya bagi saya untuk mencobanya. Itulah dana yang saya pakai untuk praktek pertama kali.
Saya kemudian membelikan saham dari beberapa emiten sesuai dengan budget yang ada, masing-masing 1 lot atau 100 lembar saham pada tanggal 23 November 2014. Tentunya dengan sejumlah dana tersebut, saya tidak bisa membeli saham-saham yang relatif mahal. Jadi saya mencoba mengoptimalkan dan memanfaatkan dana yang disediakan oleh Mandiri Sekuritas.