Lihat ke Halaman Asli

Nunung Siti Sukaesih

Dosen Ilmu Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia

Belajar dan Bermain Anak Usia Pra- Sekolah

Diperbarui: 25 Oktober 2024   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokumnetasi pribadi

Meningkatnya penggunaan gawai pada seluruh lapisan masyarakat berdampak pada memanjangnya  durasi screentime  dalam rentang kehidupan sehari- hari. Pada saat ini tentunya penggunaan gawai sudah tidak dapat dihindari lagi, dan kita semakin hari semakin tergantung dengan gawai.
Ketika orang dewasa tentunya  dapat mengontrol penggunaan gawai tersebut baik dari lamanya maupun dari manfaatnya. Akan tetapi hal ini tentu saja berbeda dengan anak- anak. Penggunaan gawai harus dibawah kontrol orang tua agar  tidak menjadikan anak ketergantungan denga gawai.
Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak pada tahun 2020 diperoleh data sebanyak 55% anak dari populasi menghabiskan waktu untuk menonton youtube lebih dari 2 jam/ hari. Anak-anak dalam rentang usia 5-6 tahun berada pada urutan tertinggi dalam urutan pengguna gawai, dengan jumlah presentase 47,7%. Lalu kemudian disusul oleh anak dalam rentang usia 1-4 tahun (25,9%) dan bayi di bawah usia 1 tahun (3,5%). Padahal durasi screentime yang dianjurkan pada anak usia ini  maksimal hanya 2 jam saja.  Apabila hal tersebut dibiarkan, tentu saja lambat laun akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak, hal ini dikarenakan pada masa ini yaitu usia pra- sekolah merupakan tahap perkembangan kritis, seperti pembentukan identitas dan membangun sosial. Anak berada dalam periode dimana sebagian besar dari aktivitas melibatkan unsur permainan. Tentu saja permainan itu harus dapat menstimulasi perkembangan kognitif, motoric, sensorik, sosial, dan bahasa.  Perkembangan anak-anak pada usia ini kerap kali disebut sebagai periode emas, hal ini dikarenakan perkembangan pada periode ini dianggap menjadi dasar bagi perkembangan pada tahapan-tahapan kehidupan selanjutnya. Sehingga sangatlah penting untuk memfasilitasi anak dengan permainan yang dapat mendukung tugas perkembangannya tersebut.
Meskipun  pada gawai  terdapat fasilitas permainan yang beraneka ragam, tetapi sampai saat ini  permainan tersebut tidak dapat memenuhi semua aspek yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai contoh dengan penggunaan gawai yang berlebih akan  menjadikan anak terbatas menggerakkan  tubuhnya. Padahal gerak tubuh yang optimal dapat meningkatkan kemampuan motoric  anak. Contoh lain adalah dengan asyiknya bermain gawai, anak akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman,  saudara, ataupun orangtuanya, sehingga akan berakibat menurunnya kemampuan sosial pada anak. Anak menjadi sulit untuk bergaul dengan orang banyak. Masih banyak dampak negative lainnya yang disebabkan oleh gawai ketika durasi penggunaannya melebihi waktu yang telah ditentukan.
Orang tua terkadang lupa  bahwa salah satu kebutuhan anak  adalah bermain. Permainan yang melibatkan banyak orang termasuk orang tua, merupakan solusi terbaik untuk mengurangi durasi screentime pada anak. Bermain dengan melibatkan orang tua juga dapat meningkatkan bonding antara anak dan orang tua. Hal kecil yang bisa orangtua lakukan  dalam mendampingi anak bermain mempunyai dampak yang cukup besar pada perkembangan kognitif, emosi, dan sosial anak. Hanya mungkin orang tua sulit untuk memulai dan memilih permainan seperti apa yang bisa dilakukan secara bersama- sama dengan anak.

Berdasarkan hal itu maka tim pengabdian kepada masyarakat program studi keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus di Sumedang melakukan edukasi kepada orang tua dan anak di RA Aisyiyah Kojengkang Cimalaka Sumedang Jawa Barat tentang Permainan edukatif sebagai solusi untuk mengurangi durasi screentime pada anak, pada tanggal 8 Agustus 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 31 orang tua siswa dan 35 siswa RA dengan Ibu Emi Lindayani, S.Kep, Ners selaku ketua tim  dan didampingi oleh 4 anggota lainnya.Materi yang diberikan kepada orang tua siswa meliputi: pertumbuhan dan perkembangan anak usia pra- sekolah; dampak gawai pada pertumbuhan dan perkembangan anak; dan permainan edukatif berbasis Montessori.
Anak- anak juga dibimbing untuk  melakukan  beberapa permainan  seperti, memindahkan gelas seuai irama untuk melatih konsentrasi; bermain  ular balon untuk melatih keseimbangan dan sosial; serta bermain memindahkan bola dengan piring. Permainan tersebut dipilih karena dapat memfasilitasi tugas perkembangan  kognitif, sensori, motoric, sosial, dan Bahasa pada anak.
Pada akhir sesi,  orangtua dan anak  dilatih untuk membuat alat permainan dan aksesoris  sederhana untuk menciptakan hubungan lebih erat lagi antara ibu dan anak. Kegiatan ini sangat didukung oleh Kepala Sekolah RA Aisyiyah yaitu Ibu Hj. Ani Sundari, S.PdI juga dibantu oleh seluruh guru RA.

Sumber : dokumentasi pribadi

Kegiatan ini ditutup dengan evaluasi selama proses kegiatan dengan menyebarkan kuisioner kepada orang tua yang telah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Hasil penyebaran kuisioner menunjukkan bahwa persepsi orang tua terhadap pentingnya permainan edukatif sebagai salah satu cara mengurangi durasi screentime ternyata sangat baik. Orang tua sangat mengharapkan kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkesinambungan agar orang tua siswa mendapatkan solusi atas  segala permasalahan yang sering muncul pada anak usia pra- sekolah.Sebagai penutup dapat kami sampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tri dharma perguruan tinggi  yaitu pengabdian kepada masyarakat, yang dilakukan secara terjadwal  oleh program studi maupun universitas yang diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah yang ada pada masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk mempersiapkan generasi tangguh di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline