Lihat ke Halaman Asli

Susu (Sapi) Tidak Lagi Menyempurnakan

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pada awalnya saya sempat terkesima ketika salah seorang dokter gigi yang saya kenal mengatakan bahwa tidak perlulah anak terlalu banyak diberikan minuman susu formula. Tidak terlalu baik juga untuk kesehatan. Benarkah?

Dan rasa penasaran saya terjawab oleh keterangan nara sumber di acara 3.60 nya Metro TV. Benar bahwa susu formula tidak lagi menjadi penyempurna gizi seperti yang sering kita dengar di pelajaran-pelajaran ilmu pengetahuan alam, yaitu makanan empat sehat lima sempurna. Bahkan slogan tersebut sudah dihentikan sejak tahun 90an. Artinya bukan susu yang menjadi penyempurna gizi. Sekarang para pakar kesehatan lebih menekankan kepada slogan gizi seimbang.

Jadi ketika anak sudah mampu mengkonsumsi makanan dengan gizi lengkap dan seimbang, mulai dari karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, maka tambahan konsumsi susu tidak lagi menjadi hal yang vital. Susu formula vital diberikan pada usia anak 0-1 tahun, itupun jika si ibu bekerja sehingga tidak bisa memberikan ASI secara sempurna. Namun, tetaplah program ASI eksklusif 6 bulan wajib diberikan dan dilanjutkan dengan tambahan susu formula hingga usia 2 tahun.

Lalu kenapa iklan susu masih menjadi primadona dalam masyarakat kita? Jawabnya tentu karena jumlah penduduk Indonesia yang besar dan bisa menjadi pasar produsen susu yang sangat menguntungkan. Lihatlah bagaimana di pusat-pusat perbelanjaan terpajang berbagai merek susu untuk berbagai usia. Dari balita hingga usia senja.

Mungkin kita pernah mendengar iklan susu untuk mencegah osteoporosis bagi konsumen usia lanjut. Tapi pasti dalam setiap iklannya, akan ada tambahan informasi "jika disertai dengan olah raga teratur". Jadi sebenarnya, apa yang membuat tulang kita kuat dan sehat? Ya, olah raga teratur.

Jadi, mulai sekarang tak perlulah kita habis-habisan mengkonsumsi susu secara berlebihan. Boleh mengkonsumsi susu, asalkan dalam jumlah yang normal dan tidak mendewakan susu sebagai pengganti makanan bergizi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline