Lihat ke Halaman Asli

My First Cell-Phones

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hand phone pertama saya?

Hmmm...kalau ingat tuh hand phone, rasanya pingin dapetin lagi terus dipajang bak harta karun! Bagaimana tidak, hand phone keluaran Motorola itu sudah pasti tidak lagi ditemukan di genggaman tangan para pecinta hand phone. Pastinya, dia akan menjadi hand phone jadul dan klasik namun bersejarah terutama buat saya dan kakak saya.

Pertama kali pegang hand phone, tahun 1999. Saat itu sudah tingkat akhir kuliah. Itupun saya tidak membeli sendiri karena penghasilan sebagai tenaga pengajar lepas belumlah seberapa. Kebetulan kakak saya menawarkan ke saya hand phone nya karena ia akan membeli yang baru. Awalnya mikir juga. Gila, tuh handphone gede bener ye? Berat pula. Kalau mau terima telpon atau menelpon, antenanya harus dinaikkin. Supaya dapet sinyal. Tapi, karena sedang in, saya terima juga tawaran kakak saya. Lumayan lah, walaupun tuh hape gede banget, yang penting keliatan modern! :D

Jadilah saya pakai hape itu kemana-mana. Tapi, karena belum banyak yang pake hape, sempat takut dikira sombong setiap kali hape bunyi pas saya lagi di angkot. Bunyinya khas telpon dering yang satu nada. Dulu belum bisa tuh nada dering yang bunyinya lagu-lagu favorit kita seperti saat ini. Kadang suka malu kalau harus terima telpon. Angkat antena, buka flip, barulah deh bisa ngomong.

Namanya hape jadul, fiturnya cuma ada buat telpon sama sms. Layarnya hanya selebar kurang lebih  1 cm saja, dengan warna kuning. Tulisannya pun masih kayak huruf mesin ketik! Kaku seperti robot. Tombol yang tersedia cuma 12 yang terdiri dari tombol angka dan huruf, plus tombol tanda pagar dan bintang. Di bagian atas, ada tombol berwarna hijau untuk membuat panggilan dan menjawab panggilan telpon, dan tombol merah untuk mengakhiri telpon. Sederhana banget pastinya.

Namun, hape saya itu cukup tahan banting. Karena bentuknya yang besar dan sederhana, belum banyak fitur seperti hape saat ini, maka hape ini bisa dibilang tahan lama dan awet. Hanya mungkin sudah sangat jadul dan akan tampak kurang percaya diri ketika kita menggenggamnya. (Memang susah dipegang sih, saking besarnya! :D)

Mengikuti perkembangan jaman, saya pun mulai mengikuti model hape terbaru. Kebetulan ada rejeki, saya pun mengganti hape perdana saya dengan hape merek Siemens, diikuti dengan hape Sony Ericsson, hingga Nokia dengan berbagai model. Yang pasti semakin ke sini, makin banyak fitur yang dimiliki setiap hand phone. Bahkan smart phone yang sedang trend saat ini sudah membuat kita menjangkau dunia.

Yang pasti, hape pertama tak kan pernah terlupakan! #kangenhapehapekuyangdulu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline