Hari Sumpah Pemuda mungkin sudah berlalu. Tetapi semangatnya masih terasa hingga hari ini. Ya, semangat para pemuda bangsa yang dengan penuh suka cita mengikuti ajang lomba pidato bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh Penerbit Erlangga. Lomba yang dilaksanakan hari ini, Rabu, 31 Oktober 2012, di Balairung Universitas Indonesia, Depok ini memang mengundang banyak peminat. Tak ayal, gedung Balairung UI pun dipadati oleh para penerus bangsa yang ingin turut serta menorehkan prestasi gemilang mereka.
Ajang lomba ini merupakan agenda tahunan pihak penerbit Erlangga dalam usahanya mencari bibit-bibit bangsa yang berprestasi, khususnya di bidang Bahasa Inggris. Dengan membebaskan uang pendaftaran, ajang ini menarik minat banyak sekolah se-Jabodetabek untuk berpartisipasi. Lomba ini diikuti oleh siswa SMP/Mts, SMA/MA, SMK dengan jumlah total sekitar 700an peserta. Pihak penyelanggara pun tidak membatasi jumlah peserta dari masing-masing sekolah, sehingga mereka bisa mengirimkan peserta sebanyak-banyaknya.
Acara diawali dengan registrasi ulang untuk menuliskan data diri lengkap dan mendapatkan nomor peserta. Lalu, peserta dan juga guru pendamping diminta memasuki ruang Balairung UI sambil menunggu acara pembukaan dimulai. Sayangnya acara baru dimulai sekitar pukul 09.30 sementara banyak peserta yang sudah hadir sejak pukul 06.00 pagi. Selama kami menunggu acara dimulai, tidak ada acara selingan yang bisa membuat peserta betah duduk di dalam ruang yang sangat luas itu. Akhirnya banyak sudah peserta yang di dalam, keluar lagi untuk sekedar jalan-jalan menelusuri pelataran balairung sejuk itu. Mungkin, lain waktu penyelenggara bisa memberikan suguhan musik atau hiburan lainnya sambil menanti acara dimulai.
Tepat pukul 09.40, acara pembukaan dimulai yang diawali dengan doa dan sedikit gambaran penjurian yang akan diberikan. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari pihak penerbit Erlangga. Dan tepat pukul 10.00, lomba pun dimulai. Lomba nya lebih seperti audisi mencari peserta dengan penampilan terbaik. Mungkin seperti audisi Indonesian Idol ya. Jadi setiap tingkatan dibagi menjadi 4 atau 5 kelompok besar, dan mereka harus tampil di depan dua orang juri. Kekurangannya adalah suara anak yang sedang berpidato tidak terlalu jelas karena ruang aula yang sangat besar sehingga tidak ada pantulan suara. Mungkin ada baiknya babak penyisihan pun dilakukan di dalam ruangan sehingga suara peserta bisa terdengar dengan lebih jelas.
Berhubung lokasi yang jauh, kami sebagai salah satu sekolah peserta harus pulang terlebih dahulu sehingga tidak bisa mendengar pengumuman pemenang yang lanjut ke semi final. Diambil 10 besar dari masing-masing tingkatan/jenjang sekolah. Namun, kami bisa melihatnya di website resmi penerbit Erlangga yaitu www.erlangga.co.id. Sayangnya, setelah saya buka beritanya, siswa kami belum berhasil lolos ke semi final. Sepertinya dewi fortuna belum berpihak kepada kami. Mudah-mudahan anak-anak yang belum lolos bisa mengambil manfaat dan pengalaman dari keikutsertaan mereka di ajang lomba tersebut. Saya ucapkan selamat pula untuk para pemenang.
Ganbate! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H