Lihat ke Halaman Asli

Pedagang Koq Jutek bin Judes Sih?

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sejak lama putra saya meminta dibelikan PSP. Tapi saya selalu menundanya dengan alasan harganya yang kelewat mahal, melebihi isi kantong saya. Nah, ketika saya jalan-jalan di Bekasi Cyber Park, saya melihat banyak sekali mainan sejenis PSP yang dipajang dengan kardus berwarna-warni bergambar kartun, ada gambar angry bird (game yang lagi trend saat ini), ada gambar mickey mouse, sampai ke ironman. Penasaran, saya pun tanyakan harga mainan itu. Dan ternyata tidak sampai jutaan! Saya pikir kalau yang ini masih bisa kejangkau kantong nih! Walaupun ternyata itu bukan PSP melainkan PXP. Tapi lumayanlah, mainannya bisa mencapai ratusan jenis.

Ketika putra saya meminta mainan PSP lagi, saya akhirnya menawarkan PXP. Saya bilang padanya kalau PXP harganya jauh lebih terjangkau dibandingkan PSP. Akhirnya, kami pun berangkat kembali ke BCP. Sesampainya disana, kami berkeliling mencari mainan tersebut. Di toko pertama, harga yang ditawarkan ekitar 180 ribu rupiah. Sayangnya, walaupun di kardusnya ada gambar angry bird, ternyata didalam mainannnya, tidak tersedia mainan itu. Loh koq aneh ya? Bukannya jadinya penipuan ya? Gambar di dus dan isi tidak sama. Untuk saya sempat memintanya untuk mencoba gamenya. Menurut si pedagang, angry bird hanya ada di android saja. Wah, wah, hampir kecele nih.

Kami pun berpindah lagi ke konter lainnya. Ketika ditanya harga, dua kali lipat dari sebelumnya. Koq bisa ya? Bedanya dimanakah? Ketika saya tanya yang harga 180 ribuan, kata si pedagang tidak ada. Harga terendah umumnya 250 ribu rupiah.

Sampailah kami di konter ketiga. Saya pun kembali menanyakan mainan yang sama. Tapi anehnya, tuh si enci juteksnya minta ampun. Ketika saya mencoba menanyakan PXP yang ada game bolanya, dia tampak enggan memberitahu. Sambil masang wajah yang datar, ia mengambilkan satu PXP. Saya tanya, "boleh dites mba?" Si enci cuma diam sambil menyerahkan PXP nya ke anak saya. Entah karena belum bisa, atau apa, game nya tidak bisa distart, si enci bukannya bantu malah, mengambil PXPnya sambil bilang "nanti juga lama-lama bisa." Saya tanyakan lagi ke dia, "memang gak ada mba yang game football nya?" Dia jawab gak ada.

Lalu anak saya menunjuk ke salah satu PXP di lemari display dengan ukuran yang sedikit lebih besar. Gambar dusnya itu robot ironman. Ketika ditanyakan, adakah game ironmannya? Si enci bilang tidak ada. Saya pun meminta mencobanya, dan jawaban dia adalah "tapi yang ini harganya 275 ribu bu, gak bisa kurang." Saya ga habis pikir, segitu terlihat tak sanggup membelikah saya? Sampai sebelum dicoba, ia menekankan harga jualnya. Saya tanya "Apa bedanya?" Katanya tombolnya double. Dan anehnya, ketika diujicoba, ternyata ada tuh game footballnya? Padahal sebelumnya dia bilang gak ada loh?

Saya jadi sempat mikir, apakah dia pikir saya gak sanggup beli PXP yang harganya lebih mahal ya? Padahal jelas-jelas dari awal berdiri di depan konternya, anak saya meminta PXP yang ada game footballnya. Kalau gak ingat sama anak saya, sudah saya tinggal tuh toko. Sayangnya, anak saya sudah kecapean dan gak mau nyari-nyari lagi. Dia pun akhirnya puas dengan mainan yang ditawarkan. Tidak banyak bicara, saya membayar mainannya dan langsung pergi.

Enci...enci....jadi pedagang koq juteks bin judes sih? Ramah dikit lah ci....a




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline