Lihat ke Halaman Asli

Goodbye YM!

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru kali ini saya mendapati seorang kawan chat dunia maya yang gak aneh-aneh. Walapun perkenalan saya dengan Hussein dimulai dua tahun yang lalu, tetapi kami masih suka kontak (dia yang lebih banyak telpon sebenarnya), walaupun tidak rutin. Minimal dalam satu tahun adalah 5 kali kontak. Tapi kami tetap saling menjaga silaturahim. Bahkan dia sampai menggunakan nama saya untuk dijadikan nama bagi anak perempuannya yang lahir 9 bulan yang lalu. Sempat tersanjung juga sih.

Kami lebih sering menanyakan kabar kami setiap dia menelpon saya, dan tentu kabar keluarga kami. Dan dia akan selalu menanyakan mengapa saya tidak pernah online lagi dan chat di yahoo messenger. Well, jawaban saya sebenarnya lebih kepada bahwa saya sudah tidak tertarik lagi ber-ym ria. Walaupun memang pada riilnya diawali dari ym saya yang tidak bisa digunakan lagi. Dan entah bagi orang lain, tetapi bagi saya pribadi ym itu masa lalu. Sudah hampir setahun ini, saya lebih tertarik kepada menulis di blog pribadi saya ketimbang ngobrol di messenger. Artinya, saya tidak perlu repot lagi chat atau curhat secara online dan lebih kepada menuliskan ide dan pengalaman saya di dunia tulis menulis.

Alasan lainnya bisa juga karena teman chat lebih banyak yang aneh-aneh. Percaya atau tidak, dari 10 teman chat di ym, bisa dibilang 8 diantaranya lebih berorientasi kepada masalah seksualitas. Bukannya saya anti dengan istilah seks, hanya saja risih membicarakan hal itu dengan orang yang tidak kita kenal. Chat di ym lebih banyak yang vulgarnya jika tidak bisa dibilang hampir semuanya. Kecuali teman ym kita adalah teman kita sendiri, maka di luar itu, chat di ym tidaklah ada yang serius. Lebih banyak penipuan identitas di sana. Mengaku bernama A, ternyata aslinya B. Bilang bekerja di C ternyata kantornya di D. Pokoknya banyaklah informasi-informasi salah yang kita terima dari teman chat kita. Makanya tidak heran jika banyak sekali orang-orang yang tertipu dan terjebak jerat mulut manis teman chat kita (termasuk saya!)

Menyedihkan memang aktivitas chat online kita jika lebih banyak orang yang hanya main-main di sana. Alih-alih mencari banyak teman, kita malah terjebak pada obrolan gak jelas yang akhirnya hanya membuang energi dan waktu kita saja. Mengingat tidak ada kebaikan lagi dari aktivitas ber-ym, saya pun meninggalkan yahoo messenger dan beralih ke dunia tulis menulis, yang walaupun bisa dibilang blog amatiran, tetapi senang bisa berbagi berita, cerita dan pengalaman tentang berbagai hal yang tentunya positif. Ada keinginan memang untuk bisa menjadikan dunia menulis ini sesuatu yang lebih serius, tetapi mungkin hasrat dan niat saya belum diiringi dengan tekad yang kuat untuk mengembangkannya.

Bagi saya, chat online sudah menjadi sejarah, walaupun banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalamn ber-ym ria. Tentu kita bisa belajar pula dari hal-hal negatif di sekeliling kita untuk kemudian kita jadikan pegangan untuk menjadi landasan perilaku kita ke depannya.

Good bye YM! And welcome Blog! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline