Lihat ke Halaman Asli

Nunuk Sri Lisayanti

Guru UPT SMP Negeri 6 Gresik

Peningkatan Kemampuan Presentasi Siswa dengan M3 dan Aplikasi The Hat pada Masa PTMT DIUPT SMPN 6 Gresik

Diperbarui: 11 Agustus 2022   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRESENTASI  SISWA DENGAN M3 DAN  APLIKASI THE HAT  PADA MASA PTMT DI UPT SMPN 6 GESIK

Pandemi Covid-19 telah melanda hampir di seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia yang menyebabkan berbagai kepanikan  yang luar biasa bagi seluruh masyarakat, dan meluluh lantakkan seluruh sektor kehidupan yang ada. Hal ini menyebabkan pemerintah Indonesia  mengambil kebijakan yang bertujuan untuk memutus rantai penularan pandemi Covid-19. Salah satunya  adalah penerapan kebijakan social distancing, dimana warga harus menjalankan dengan aktivitas di rumah, seperti bekerja, belajar, termasuk dalam melaksanakan ibadah. Penerapan kebijakan social distancing  ini jelas berdampak terhadap seluruh sektor kehidupan. Salah satunya sektor pendidikan ikut terdampak cukup fatal. Dimana kegiatan belajar mengajar  pada saat pandemi terpaksa harus dilaksanakan dengan jarak jauh melaui jaringan (daring). 

Adanya kebijakan  yang diambil pemerintah ini tidak semua pihak siap untuk melaksankan pembelajaran melalui jarak jauh atau yang dikenal dengan sebutan daring ini. Tidak hanya kesiapan yang masih perlu dibenahi dari pembelajaran jarak jauh ini, akan tetapi banyak kalangan yang ternyata  masih tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar jarak jauh karena terbatasnya kemampuan masyarakat, seperti banyak diantaranya yang tidak memiliki perangakat yang menunjang pembelajaran jarak jauh. Seiring berjalannya waktu masyarakat sudah bisa menyesuaikan diri  perlahan - lahan walaupun belum maksimal.

Seiring berjalannya waktu kurang lebih tiga tahun kondisi pembelajaran yang diterapkan dengan berbagai kebijakan pemerintah untuk mencegah perkembangan dan penyebaran covid -19 salah satunya adalah pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Kebijakan ini semula  dilaksanakan hanya 50% akan tetapi setelah program pemerintah dalam hal pemberian vaksin pada masyarakat sudah hampir mencapai target terutama bagi guru dan siswa akhirnya pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) dilaksanakan 100% dengan tetap melaksanakan  protokol kesehatan (prokes).

Guru adalah ujung tombak dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sebagai salah satu sumber pengetahuan dan menjadi  fasilitator dalam pembelajaran  harus bisa memilih strategi, metode dan model serta media pembelajaran yang akan digunakan  apalagi pada saat kondisi pandemi dengan penerapan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Ketika pembelajaran Daring berlangsung kenyataan hasil yang didapat kurang maksimal terbukti ketika pembelajaran tatap muka terbatas siswa diberi penjelasan guru dengan tugas yang harus diselesaikan masih jauh dari target ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan. .

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) yang dilaksanakan pada jenjang  SMP yang pelaksanaannya sudah dilaksanakan sejak menurunnya penyebaran covid -- 19 sekitar bulan September memberikan jawaban bahwa ketika pembelajaran daring berlangsung dengan segala keterbatasan hasilnya juga tidak bisa maksimal. Materi pelajaran IPS, sering sekali dianggap sebagai pelajaran yang mudah tapi susah, bersifat hafalan dan membosankan, sehingga menyebabkan rendahnya perhatian dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama pada saat pandemi berlangsung.  Rendahnya  perhatian siswa pada mata pelajaran IPS ini dianggap  sangat perluadanya  penggunaan strategi , metode dan model serta media pembelajaran yang menarik yang dapat menyebabkan kenaikan motivasi dan  prestasi siswa .

Adanya kondisi yang menujukkan motivasi dan hasil belajar siswa yang menurun ketika pembelajaran daring maka sebagai seorang guru IPS di UPT SMPN 6 Gresik perlu menerapkan M3 dengan The Hat random untuk meningkatkan kemampuan presentasi siswa. M3 adalah langkah -- langkah yang dilaksanakan dalam pembelajaran sebagai berikut M pertama adalah membaca. Menurut Nurhadi (2016:2) membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Dengan membaca di harapkan siswa memperoleh pemahaman tentang sesuatu yang dibacanya. Berikutnya M kedua adalah memahami menurut Suharsimi Arikunto (1995) pemahaman (comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Jadi setelah membaca materi siswa diharapkan dengan memahami bisa menghubungkan  hubungan sederhana antara fakta yang ada dengan konsep. Selanjutnya M ketiga adalah menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi ke dalam ingatan, sehingga nantinya akan dapat diingat kembali secara harfiyah, sesuai dengan materi yang asli. Dengan penerapan membaca memahami dan menghafal (M3) diharapkan siswa tidak malas untuk membaca karena pada saat daring siswa seringkali melakukan pencarian dengan menggunakan fasilitas google . Siswa malas membaca secara mendalam dan hanya sekilas dan copy paste saja . Selain itu siswa bisa memahami hubungan antar fakta dan konsep dan dapat bertahan lebih lama dalam memorinya dan mampu mempresentasikan materi yang telah dipelajari. Untuk dapat lebih siap dan maksimal perlu dipadukan antara aplikasi the hat  pada metode presentasi. Aplikasi the hat random adalah aplikasi yang digunakan untuk mengacak secara random siswa yang akan presentasi ke depan kelas dengan materi yang telah ditentukan. Aplikasi ini berfungsi untuk mengacak nama dari sederetan daftar yang telah diinput untuk menghindari kecurangan. Hal ini terbukti sangat membantu para orangtua ataupun guru yang perlu mengacak urutan dalam sebuah kelompok anak-anak saat melakukan kegiatan, seperti bermain game, mengelompokkan anak, atau bergiliran menggunakan komputer. Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk mengundi pemenang

 Materi yang diacak tertuang dalam kartu - kartu yang sudah diacak siswa mengambil tanpa bisa memilih materi yang ada dengan harapan siswa selalu siap untuk melakukan presentasi pada materi yang ditentukan pada saat pembelajaran. Semula memang membuat siswa agak tegang tetapi karena acak nama siswa yang harus keluar untuk melakukan presentasi terlebih dahulu, dan  inilah tantangan yang harus dihadapi siswa  sehingga mereka lebih siap dan lebih termotivasi untuk mempresentasikan materi yang menjadi tanggung jawab masing - masing. Setelah diadakan pembelajaran dengan M3 dengan aplikasi the hat siswa  UPT SMPN 6 Gresik  siswa semakin percaya diri untuk berbicara didepan kelas dan menyampaikan ide- idenya .yang selanjutnya akan berpengaruh secara langsung pada hasil belajar siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline