Lihat ke Halaman Asli

[RTC] Pulang

Diperbarui: 1 November 2017   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Nomer antrean 40.567

Gila! Masih pagi sudah sebanyak ini yang antre. Aku memutuskan kembali lagi siang nanti, lebih baik menggenapi bekal untuk perjalanan nanti. Sekalian, berjalan-jalan untuk terakhir kalinya, sebelum pulang.

Lagi pula, membawa anak-anak di kerumunan seperti ini, membuatku kurang nyaman. Setelah sepi, aku akan kembali lagi.

Pukul 13.45 WIB

Aku kembali, ke tempat penyeberangan. Ruangan telah sepi, tinggal beberapa orang yang duduk menunggu giliran. Aku memilih duduk di deretan depan. Dari bangku kosong, dekat dengan seorang wanita yang berpakaian sexy. Bulu matanya panjang dan lentik, persis penyanyi yang memiliki seribu jargon di tivi.

Aku meletakkan anak-anakku di pangkuanku. Berharap mereka merasa nyaman dan tidak berulah.

"Mau menyeberang ke mana?" tanya wanita di sebelahku sambil menjulurkan lidah ularnya. 

"Ke Aquatic, di sini sudah mulai gerah. Hujan enggan datang, di bulan November kali ini." Aku menjawab tanpa melihatnya. Wajah cantiknya sangat beracun. Aku tidak takut terpikat, karena aku pun wanita. Hanya malas, mungkin juga iri. Jika lelaki yang melihatnya, mereka tak akan mau pulang sebelum berkencan dengannya.

"Untuk apa, ke Aquatic. Semua manusia menyeberang ke masa lalu mereka. Bermimpi dapat memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat. Ingin menyingkirkan kami, yang terlanjur menguasai Bumi." Dia tertawa, mencibir manusia. 

Tangan kirinya mengoleskan lotion pada kulit tangan yang lain. Panasnya cuaca hari ini memang luar biasa. Tidak dapat diusir, hanya dengan sekotak alat pendingin di atas ruangan ini.

Ya, sejak salah memilih pemimpin puluhan tahun yang lalu. Manusia dijajah oleh manusia ular dari planet yang jauhnya ribuan juta cahaya. Saat itu, jutaan manusia tidak pernah tahu, kalau alien telah berhasil menyamar dan berpolitik membaur dengan manusia. Membohongi mereka dengan janji-janji manis tentang perbaikan nasib. Hingga berhasil menempatkan bangsanya di tempat-tempat yang strategis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline