Lihat ke Halaman Asli

Nuno Yusuf

Penulis

Sinopsis Novel "Gadis Minimarket" Karya Sayaka Murata

Diperbarui: 25 Desember 2022   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampul depan novel. Sumber: Gramedia.com

Keiko dianggap aneh oleh orang-orang. Perempuan itu dianggap aneh karena tidak memiliki pekerjaan tetap di usianya yang mendekati kepala empat.

Keanehan Keiko sudah muncul sejak kecil. Dia pernah memukulkan sekop ke kepala teman yang sedang berkelahi semasa sekolah dasar. Dia pun pernah memeloroti rok dan celana guru yang memarahi teman-teman sekelas tanpa ampun, padahal mereka sudah memohon-mohon ampun sampai beberapa di antara mereka menangis karena tidak tahan dengan bentakan.

Sejak masalah di sekolah itulah Keiko berkomitmen menjadi pribadi yang pendiam sekaligus mengurangi kepeduliannya terhadap masalah orang lain. Keiko sangat berkomitmen dengan keputusannya itu, tetapi dia punya kemampuan fleksibilitas bersikap yang bagus.

Fleksibilitas sikap Keiko tampak semenjak dia menjadi pegawai paruh waktu minimarket. Dia bisa bersosialisasi secara baik dengan peran sosial tersebut, dalam arti dia tidak bersikap berlebihan sehingga merugikan orang lain seperti yang terjadi pada masa-masa sekolah dasar.

Hal itu membuat keluarga Keiko lega. Namun masalah sosial lain membuat keluarga Keiko kembali cemas lantaran Keiko masih bekerja sambilan dan belum menikah, atau setidaknya punya pacar.

Kehidupan Keiko dalam novel ini merupakan cerminan dari kisah penulis, Sayaka Murata, yang berpengalaman kerja paruh waktu selama beberapa tahun di minimarket. Berkat novel Gadis Minimarket ini, Sayaka Murata mendapat penghargaan Akutagawa Prize pada tahun 2016.

Penghargaan yang didapat Sayaka Murata cukup banyak, di antaranya Gunzo Prize For New Writers, Noma Literary New Face Prize, dan Mishima Yukio. Sayaka Murata debut sebagai penulis sejak 2003 dengan Breastfeeding, kemudian disusul dengan Giniro no Uta (2008), Konbini Ningen atau Gadis Minimarket (2016), Earthlings (2018), hingga Life Ceremony (2022).

Keiko yang dianggap aneh karena hanya bekerja paruh waktu hingga usia 36 tahun, menjadi semakin dianggap aneh, abnormal, oleh masyarakat karena dia tidak menunjukkan sedikit pun kekhawatiran akan tidak menikah dan punyak anak.

Keiko tidak ambil pusing soal asmara, pernikahan, seks, atau kehidupan rumah tangga karena tidak melihat kepentingan dari hal ihwal tersebut. Namun desakan dari teman-temannya agar dia segera menikah atau mencari pacar terlebih dahulu membuat Keiko melihat kepentingan dari hal ihwal tersebut adalah manusia dikatakan normal ketika melakukan hal ihwal tersebut. Keiko pun mulai memikirkan cara yang membuat mereka senang tanpa mengabaikan kenyamanan dirinya.

Keiko terpikir untuk menjalin hubungan dengan Shiraha, mantan pegawai minimarket tempatnya bekerja. Shiraha adalah lelaki berumur sepertinya yang tidak ingin bekerja, tetapi sangat ingin menikah, atau dengan kata lain adalah Shiraha seorang lelaki yang bercita-cita menjadi bapak rumah tangga.

Menjalin hubungan dengan Shiraha yang demikian tentu memberi keuntungan untuk Keiko. Hal itu tampak dari reaksi teman-teman dan keluarganya yang senang bukan main saat mendengar kabar bahwa dia tinggal bersama dengan lelaki di indekos.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline