Lihat ke Halaman Asli

Nuning Listi

ibu rumah tangga

Ramadhan dan Politik Sesaat

Diperbarui: 25 Maret 2023   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Antara

Kita masuk dalam ritual agama yang agak berbeda dengan sebelumnya yaitu bulan Ramadhan. Bulan penuh ampunan ini membuat Masjid menjadi sangat sibuk. Kegiatan berkumpul, mengaji dan berjamaah dilakukan untuk memeriahkan bulan suci Ramadan. Ini tentu sangat baik dan positif.

Kegiatan masjid yang sebagian diikuti oleh anak-anak dan remaja ini tentu sangat baik dan positif. Begitu juga para orangtua banyak melakukan kegiatan bernada keagamaan baik di masjid maupun komunitas pengajian eksklusif yang membahas agama.

Kegiatan-kegiatan itu tentunya sangat baik dan positif. Karena merupakan cara beribadah dan menambah ilmu pengetahuan. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan itu, tali silaturahmi dengan teman terdekat, kerabat atau kolega akan terjalin. Persaudaraan sebagai sesame muslim juga terjaga.

Hanya saja, Ramadhan pada tahun ini agak berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya. Ceramah dan narasi yang disampaikan para penceramah, sebagian dikaitkan antara agama dengan politik, diantaranya soal pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah 2024 yang akan datang.

Bahkan narasi itu dibawa pada pengajian-pengajian eksklusif bahkan pada saat salat Jumat. Inilah yang disebut politisasi masjid dan seringkali dijadikan kampanye terselubung oleh pihak ini itu dan mungkin tidak akan terjadi sekali dua kali. Seperti yang pernah kita lihat pada Pilpres 2019 dan Pilkada 2017.

Karena itu tidak ada salahnya jika kita menaruh kewaspadaan pada ancaman politisasi masjid di bulan suci Ramadhan. Ini seringkali dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dan punya nafsu berkuasa diatas rata-rata. Jika itu terjadi di hari-hari kita harus khusuk pada ibadah puasa itu sama saja mencederai kesucian dan keluhuran bulan Ramadhan

Elite politik dan semua pihak harus sadar hal itu dan membawa nafsu meraih kekuasaan dan pilpres maupun pilkada ke dalam masjid bukan cara terbaik merebut kekuasaan. Terjun ke dunia politik bukan sebuah dosa, malah politik dalam konteks yang luas adalah hal penting dan dapat mencari cara agar masyarakat dapat sejahtera. Tapi menggunakan masjid sebagai sarana kampanye adalah cara buruk yang tidak membawa kemaslahatan umat. Itu sama saja menimbulkan perpecahan.

Jangan sampai bulan suci itu terceredai dengan nafsu-nafsu. Ramadan adalah bulan suci. Karena itu, kesucian Ramadan itu harus kita jaga. Jangan sampai kesucian Ramadan tahun ini ternodai oleh kepentingan politik yang bersifat sesaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline