Lihat ke Halaman Asli

Nastiti Cahyono

karyawan swasta

Jadilah Umat yang Bertakwa dan Toleran

Diperbarui: 5 April 2024   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

detik.com

Bulan Ramadan kali ini memang terasa berbeda. Bukan saja kita baru menyelesaikan pesta demokrasi dengan angka partisipasi yang sangat tinggi, tapi dalam dua sampai tiga bulan ini, kita merayakan hari besar beberapa agama secara beruntun. Baik Isra Miraj, hari raya Nyepi, hari besar Juamat agung dan Paskah dll.

Ini seakan mengingatkan kita juga bahwa negara kita majemuk dengan berbagai perbedaan yang ada. Selalu ada kesempatan dan kondisi yang terbuka untuk menumbuhkan sikap toleran yaitu saling menghargai, menghormati dan bersatu padu.

Puasa yang kita lakukan ini juga menuntut untuk lebih toleran. Artinya bukan kita yang harus dimengerti namun kita juga harus mengerti kondisi orang lain. Kita berpuasa bukan menuntut semua restoran atau warung untuk tutup karena banyak orang lain di luar sana yang tidak puasa karena berbagai alasan.

Sehingga jika banyak warung atau restoran tetap buka pada masa puasa, kita harus bisa paham dan tidak perlu bertindak seperti satu organisasi massa yang pernah bertindak sewenang-wenang terhadap restoran yang buka pada siang hari dengan merusak dan menghancurkan peralatan yang ada. Ini sama sekali tidak menunjukkan citra Islam yang damai dan berhati baik, apalagi meneladani Nabi Muhammad.

Puasa bagi kita seharusnya bisa jadi rem yang paten. Koridor agamalah yang menjadi benteng dan kekuatan kita untuk menjaga diri kita dari segala hawa nafsu yang melingkupi kita. Sehingga sang pelaku puasa tolern terhadap yang tidak berpuasa hakekatnya adalah berhasil. Sebaliknya, jika kita selalu ingin dimengerti bahwa kita berpuasa oleh yang tidak berpuasa, hakekatnya kita tidak bisa toleran. Dengan begitu, puasa kita sebenarnya gagal.

Dunia melihat bahwa demokrasi kita bertambah maju, sejatinyalah toleransi kita terhadap yang berbeda juga seharusnya bertambah maju, dan bukan bertambah mundur. Demokrasi yang dari hari ke hari terus mencair dan diterima oleh generasi Z seharusnya membuat kita bertambah maju juga dalam hal menerima perbedaan, dan bukan sebaliknya, toleransi kita mengecil karena sebagian orang bertindak semena-mena terhadap perbedaan yang ada.

Dengan begitu, bukan hanya pengetahuan kita (terhadap politik, hukum , demokrasi dll) yang bertambah maju dan bermutu, tapi juga kedewasaan kita dalam beragama juga harus bertambah maju.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline