Lihat ke Halaman Asli

Nunik Indayani

Tenaga Pendidik

Aksi Nyata - Budaya Positif

Diperbarui: 9 Februari 2022   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Di era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi semakin hari semakin maju. Perkembangan zaman mendorong kita untuk semakin berkarakter positif karena dengan adanya perkembangan zaman tidak dipungkiri adanya krisis karakter pula. Krisis karakter di era globalisasi seperti sekarang ini disebabkan karena seseorang cenderung untuk berdiam diri dengan gadget mereka sendiri dengan mengesampingkan sosialisasi dengan oranglain. Hal tersebut dapat membuat karakter positif seperti saling menghargai dan menghormati oranglain semakin menurun. Saya sebagai guru menyadari hal tersebut dan sadar pula hal itu menjadi PR yang harus dipikirkan dimana generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang mendorong kemajuan bangsa. Penerapan budaya positif dilingkungan sekolah menjadi salah satu solusi untuk membuat karakter positif generasi muda ini dapat tumbuh dan berkembang sehingga nantinya dapat diterapkan secara berkelanjutan.

Budaya positif yang dapat dicontohkan kepada siswa dilingkungan sekolah antara lain dengan saling menghargai dan menghormati sesama teman, saling mengucapakan salam saat bertemu dengan teman maupun warga sekolah lain, selalu menjaga wudhu, disiplin dan menghargai waktu, saling membantu dan memotivasi, serta bekerja sama dengan baik.

Pada dasarnya, penerapan budaya positif juga merupakan cara untuk mewujudkan visi yaitu “ Mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila dan lingkungan yang merdeka belajar”. Menjaga wudhu dan saling mengucapkan salam saat bertemu merupakan salah satu perwujudan budaya positif yang dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila berupa bertakwa kepada Tuhan YME. Untuk mencapai visi tersebut, saya Bersama siswa menerapkan budaya positif dikelas yang berupa Keyakinan Kelas. Saya Bersama siswa dalam suatu kelas membuat kesepakatan kelas yang akan disepakati bersama, diyakini bersama, dan dilaksanakan bersama khususnya pada mata pelajaran yang saya ampu yaitu Matematika.

Keyakinan kelas ini merupakan hasil diskusi saya bersama siswa satu kelas, sehingga setelah keyakinan kelas ini dirumuskan mereka mempunyai rasa tanggungjawab untuk menjalankannya. Berikut ini merupakan keyakinan kelas yang saya dan siswa rumuskan:

KEYAKINAN KELAS

  • Ustadzah telat >10 menit, siswa bebas 10 menit.
  • Tidak boleh buka laptop 5 menit awal dan akhir pelajaran.
  • Tidak boleh tidur di kelas.
  • Tugas dikumpulkan tepat waktu (sesuai kesepakatan).
  • Remedi berjenjang wajib untuk nilai < 95. (open book).
  • Soal Uji kompetensi setara dengan soal tugas + teori.

Dokpri

Hal-hal tersebut merupakan hal yang menurut mereka penting yang akan saya dan mereka laksanakan bersama. Rasa disiplin, tanggungjawab, saling menghargai, dan semangat dalam menuntun ilmu akan mereka dapatkan dari penerapan keyakinan kelas tersebut sebagai suatu budaya positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline