Lihat ke Halaman Asli

"Harum" Namanya

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggal 21 April lalu baru saja kita memperingati  Hari Kartini, siapa tidak kenal maupun tidak tahu sejarah tentang R.A. Kartini, sang pelopor emansipasi wanita. Fokusnya tidak hanya pada emansipasi  wanita saja , tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, dan persamaan hukum. Gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.

Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.

Dengan perjuangannya yang sebegitu keras untuk membangkitkan perempuan pribumi saat itu, yang pada akhirnyapun impian dan cita-citanya itu terwujud bertahap sampai sekarang ini, banyak sekali bukti-bukti nyata keberhasilan akan usaha beliau di masa itu.

Kita ambil contoh yang paling sering kita temui saja, sekarang sudah banyak fasilitas umum yang dikhususkan untuk wanita, seperti adanya ruang khusus  untuk menyusui di berbagai Mall, dan adanya moda transportasi umum yang memberikan ruang khusus untuk penumpang wanitanya. Jelas sekali dengan adanya fasilitas yang khusus memfasilitasi wanita seperti itu, terbukti bahwa sekarang ini sudah banyak wanita yang berpergian keluar dari rumahnya, bekerja, menuntut ilmu, maupun sekedar berpergian. Sekarang di dunia kerja maupun pendidikan bisa dibilang antara laki-laki dan perempuan sudah tidak ada perbedaan derajatnya, sama-sama bisa bersaing.

Hal ini mungkin bisa saja tidak dapat terjadi jika beliau RA Kartini tidak sebegitu kerasnya berniat, berusaha, dan berjuang untuk membangkitkan perempuan pribumi. Terimakasih Ibu Kartini, namamu akan harum sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline