Lihat ke Halaman Asli

Perbaikan Jalan yang Mementingkan Keselamatan

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13316893052020914402

Sebuah jalan adalah tempat lalu lintas manusia baik yang berjalan kaki maupun menggunakan berbagai jenis dan ukuran kendaraan. Menurut pandangan ekonomi, jalan raya adalah infrastruktur utama yang memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sebagai contoh, pembangunan jalan tol akan meningkatkan aktivitas ekonomi seperti pengiriman barang dan juga aktivitas penjualan di pintu-pintu masuk dan keluar jalan tol. Hal ini sudah lumrah kita lihat bahwa di sepanjang pintu masuk maupun keluar tol berjejer warung maupun restoran yang menjajakan berbagai macam barang terutama makanan.

Untuk menjamin keberlangsungan pelayanan sebuah jalan, tentu saja perawatan berkala sangat dibutuhkan apalagi di musim-musim yang tidak bersahabat, seperti curah hujan tinggi, kemungkinan kerusakan jalan raya akan meningkat. Oleh sebab itu, sering kali kita melihat perbaikan jalan raya di sana sini pada musim penghujan atau mendekati event-event penting seperti hari raya. Satu hal yang saya pertanyakan hingga saat ini adalah, apakah perbaikan jalan raya memenuhi aspek keselamatan pengendara yang melintas. Pengalaman pribadi, sering sekali saya menemukan perbaikan jalan raya yang tidak dibatasi oleh pembatas ataupun lampu penerang yang jelas sehingga sewaktu malam kurang terlihat. Tidak jarang, kerucut berwarna oranye yang dijadikan sebagai batas tanda perbaikan jalan posisinya roboh karena tertabrak oleh mobil ataupun motor yang melintas.

Memang pemberian tanda bahaya terutama untuk kondisi malam hari seperti lampu kerlap-kerlip atau bahan yang berpendar jika terkena sinar lampu, memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit. Tetapi menghindarkan adanya kecelakaan akibat dari proses perbaikan tersebut jauh lebih penting. Menurut hemat penulis, perbaikan jalan raya yang baik adalah memenuhi beberapa aspek berikut

1.Jauh sebelum tempat perbaikan, dibuatkan tanda bahaya dan ditunjukkan sisi jalan mana yang diperbaiki. Tanda bahaya tersebut dipasang bertahap mulai dari satu kilometer, 500 meter, 200 meter, 100 meter, dan 50 meter.

2.Tepat pada tempat perbaikan sebaiknya terdapat orang yang bertugas untuk mengatur kelancaran lalu lintas dan juga menjadi penanda batas perbaikan. Orang tersebut haruslah memakai pakaian yang mencolok atau membawa ornamen yang mencolok juga seperti bendera.

3.Jika pekerjaan perbaikan tidak bisa dilakukan dalam satu hari maka pada malam hari wajib dipasang lampu yang terang dan mencolok. Kombinasi lampu warna merah dan kuning yang berkelap-kelip adalah pasangan yang tepat untuk menarik perhatian pengendara terhadap adanya bahaya.

4.Bangun jalan untuk pejalan kaki dan sepeda terlebih dahulu jika memang perbaikan mengganggu lajurnya. Baru setelah itu, jalur mobil dan kendaraan yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi para pejalan kaki dan orang yang menggunakan sepeda. Dalam gambar ditulisan dapat terlihat salah satu implementasi proses perbaikan yang mementingkan keselamatan. Dapat terlihat dalam gambar tersebut, jalur pejalan kaki dan sepeda sudah dibuat terlebih dahulu, serta lampu yang sangat mencolok menandakan adanya perbaikan.

Selamat berkendara, semoga selamat sampai di tujuan. Saya yakin tulisan ini bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline