Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Usaha untuk Tidak Bersimpati

Diperbarui: 27 Maret 2019   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Hallo semua,, langsung aja untuk pembahasan kali ini adalah terkait dengan "apa sih terapeutik dan empati?" lalu "apakah ada hubungannya antara terapeutik dan empati?". Nah utnuk pembahasan ini saya akan menjelaskan mengenai hubungan terapeutik dan empati dalam ranah BK. Penasaran? Simak yaaa

"Apa sih terapeutik itu?"

Terapeutik atau konseling terapeutik yaitu suatu proses yang berhubungan antara klien dan konselor, keduannya saling saling berbagi pengalaman. Jadi seperti konselor dapat berbagi informasi bahkan dapat mengarahkan klien apabila terjadi permasalahan yang dapat disampaikan melalui pesan verbal berupa penjelasan secara langsung permaupun non verbal berupa isyarat. Disini teraupeutik bertujuan sebagai pendorong dan mengajarkan kerja sama antara klien dan konselor melalui hubungankeduannya. Jadi, konselor berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan. Adapun beberapa karkteristik yang harus diketahui dalam hubungan terapeutik yaitu:
     a. Kejujuran

     b. Tidakmembingungkan dan ekspresif. 

     c. Bersikap positif

    d. Empati bukan simpati

Nah untuk penjelasan mengenai apa itu empati dan bagaimana cara kita mengaplikasikan dalam konseling akan dijelaskan pada pembahsan selanjutnya.

"Lalu, apa sih empati itu?"

Disini saya akan menjelaskan mengenai empati dalam konseling merupakan hal yang sangat penting. Mengingat proses konseling merupakan sebuah bantuan melalui interaksi. Selain itu, didalam empati ini hal yang penting diungkap demi peningkatan mutu empati seseorang adalah berlatih menampakkan ekspresi-ekspresi atau isyarat-isyarat non-verbal yang membuat orang lain merasa dimengerti dan diterima, karena kemampuan empati pun akan melibatkan kemampuan seseorang untuk membaca perasaan lewat pemahaman terhadap isyarat-isyarat non verbal orang lain. Empati sendiri dibagi menjadi 2 yaitu:

  • Empati pimer

Dalam empati prime ini konselor         mendengarkan semua pesan danmerespon apa yang sudah klien utarakan dengan baik. Hal ini lah yang menjaadi dasar empati untuk memahami klien.

  • EmpatiLanjutan

Dalam empati lanjtan ini bagaimana konselor dapat memahami hal yang tersembunyi dari klien, jadi bentuk dalam emoati lanjutan ini diantaranya seperti pemberian bentuk respon dan pemahaman terhadap klien secara tidak langsung. Selain itu, dalam hal ini konselor harus menyusun kembali situasi, kepercayaan, atau pengalaman untuk membantu klien melihatnya dari perspektif yang berbeda dan mengecek apakah permasalahan tersebut sudah benar. Tetapi apabila konselor ingi  mengetahui lebih kriits mengenai sisi sensitif dari permasalahn klien, maka konselor dapat melakukan leboh hati-hati apabila ingin menanyakan terkait hal ini agar dapat mencegah klien dari emosi yang berlebihan.

Jadi, kenapa dalam pengaplikasian konseling lebih dibutuhkan empati daripada simpati? Karena, jika klien bercerita permasalahannya yang menurutnya itu tidak bisa secara langsung diungkapkan dan jika konselor malah bersimpati atas apa yang sudah terjadi pada klien saat mengutarakan pemasalahannya maka konselor akan terbawa perasaan bisa juga ia merasa iba karena ia turut ikut bersimpati. Nah jika sudah terjadi seperti ini, maka permasalahan yang tengah dialami klien akan terus bertambah dan tidak dapat terselesaikan apabila pihak konselor tidak membrikan arahan terhadap masalah yang dihadapi klien maksudnya ilustrasinya seperti ini :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline