Lihat ke Halaman Asli

Tangisan Awan Kelam

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tangisan awan kelam

Aku tak melihat senyummu saat ini

Bahkan aku tak melihat paras birumu disini

Aku pun tersesat

Ketika aku berjalan menapaki jalan setapak,

Cahayamu tlah hilang

Karna kau tlah membawanya pergi

Jauh dariku..

Adakah ia kembali membuat biru?

Terlalu gelap untuk kulihat awan kelam itu

Sampai saatnya tiba
ia pun berubah tak biru lagi,,,

Mungkin memang ia tlah memilih untuk pergi

Dan menginginkan tetesan air hujan mengalir deras

Dari mata sang awan.

Sinar cahayanya tak kan bisa tergantikan

Sang awan pun hanya menginginkan senyumnya,.

Dan Hadirnya ia dipelukannya

Itu yang dinanti olehnya

Tanpa harus membuat dirinya kelam dan menangis

Ketika sang awan berbicara

Bahwa ia tak bisa tersenyum lagi karna ia pergi

Ia pun hanya bisa menundukkan kepala

Dan saat itupun ia menangis

Menangis untuk dirinya yang tlah membuat wajahnya kelam...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline