Wong Jowo ojo ilang Jawane (orang Jawa jangan hilang Jawanya). Maksud kalimat atau ungkapan tersebut bukan terkait kebanggaan terhadap suku atau golongan.
Hal itu lebih kepada penghayatan terhadap budaya, adat-istiadat, prinsip hidup atau kebiasaan yang telah mengakar kuat dalam masyarakat Jawa untuk kita lakukan sebagai orang Jawa.
Ayah saya selalu berpesan kepada saya bahwa ketika kita menjalani hidup haruslah berpegang pada ungkapan "gemi, nastiti, dan ngati-ati" agar selamat, sukses dan tercapai apa yang menjadi tujuan kita.
Bahkan dalam istilah lain saya meyakini bahwa "gemi, nastiti, ngati-ati" memiliki pemaknaan yang sama dengan frugal living.
Dimana keduanya memiliki kesamaan dalam pemaknaan yaitu "kesederhanaan" dalam menjalani kehidupan.
Oleh karena itu saya ingin berbagi pengalaman dalam kaitan hidup sederhana terencana melalui prinsip hidup gemi, nastiti, dan ngati-ati.
1. Gemi (Hemat)
Gemi dalam padanan bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai hemat. Hemat disitu berbeda dengan pelit apalagi irit.
Prinsip Gemi yang saya jalani membuat saya bisa memilih mana kebutuhan yang sifatnya utama atau pokok dengan kebutuhan yang sifatnya hanya keinginan saja.
Dengan bisa memilah kebutuhan yang sifatnya utama dan sekedar keinginan,secara tidak langsung membuat saya terhindar dari sifat boros.