Saya masih ingat ketika harus membeli pupuk subsidi di kios penyaluran pupuk bersubsidi di Desa saya, waktu itu harus saling dulu-mendahului, bagi yang cepat dan sigap bisa dapat banyak.
Sebaliknya, bagi yang lambat kadang kehabisan pupuk dan terpaksa membeli pupuk non subsidi untuk menyuplai kebutuhan hara tanaman padinya.
Belum ketika di didistribusikan melalui ketua kelompok tani, hal itu membuat petani semakin ribet dan menjadi bahan permainan, bahkan sampai ada anggota tak kebagian.
Atau ketika petani diminta membuat "kartu tani" sebagai syarat dalam pengambilan pupuk bersubsidi di kios penyaluran.
"Kartu tani" tidak membuat mudah petani semakin mudah tetapi semakin tambah ribet dan menyusahkan.
Harus membuat kartu melalui bank, menyimpan uang sekian rupiah sebagai saldo untuk membeli pupuk subsidi, pokoknya membuat ribet dan susah petani.
Apalagi petani yang telah berusia lanjut atau tua, "kartu tani" sangat merepotkan dan tidak efektif dalam penyaluran pupuk bersubsidi secara tepat.
Namun, sekitar enam bulan terakhir ini atau saat memasuki tanam awal dan gadoan, petani di desa kami tak lagi sulit untuk membeli pupuk bersubsidi di kios penyaluran.
Hal itu karena di kios penyaluran pupuk bersubsidi di Desa kami telah menggunakan trasformasi digital dengan menggunakan aplikasi Retail Managemen Sistem (RMS) atau REKAN.