Perawakanya tinggi, wajahnya putih, senyumnya selalu merekah ketika bertutur dan usianya sudah memasuki kepala empat.
Dia adalah seorang guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah menengah pertama di Kabupaten Bangka Selatan, tepatnya di SMP Negeri 2 Lepar.
Namanya Dedy Herinatal seorang berdarah Batak dengan Marga Gultom yang mengabdikan dirinya hanya untuk mengajar di sekolah tersebut.
Saya bilang mengabdikan dirinya, karena memang sekolah itu tidak mudah untuk ditempuh dan diakses, harus menggunakan jalur darat dan laut.
Pertemuan dirinya dengan sekolah tersebut terjadi pada tahun 2021 ketika beliau diterima sebagai ASN PPPK.
Bermula dari situlah saya mengenal Pak Dedy dan sering berinteraksi dengannya karena kami dalam satu naungan sekolah yang sama.
Bedanya, Pak Dedy adalah guru Bahasa Inggris sedangkan saya guru IPS.
Selama mengenal Pak Dedy, saya tidak pernah melihat cacat darinya, Pak Dedy adalah orang yang enerjik, selalu berfikir positif, tidak mau mencampuri urusan orang lain dan sangat berdedikasi terhadap pekerjaan.
Beda dengan saya yang menginap di sekolah dan pulang setiap empat atau lima hari sekali, Pak Dedy tidak melakukanya.
Pak Dedy setiap hari menempuh perjalanan darat dan laut hanya untuk mengajar.