Hari ini hampir tidak menulis di kompasiana, karena sedari pagi mengurusi PPDB onlain di sekolah dengan kawan-kawan.
Namun akhirnya menulis juga, setelah membaca berita yang membahas tentang penutupan akses jalan oleh pemilik lahan gara-gara merasa dikucilkan.
Dari bacaan tersebut, kemudian terbersit ide untuk menulis tentang cara jitu menjalin hubungan yang baik dengan tetangga agar terjadi suasana yang harmonis di lingkungan masyarakat.
Beberapa hari ini memang media kembali di hebohkan (viral) dengan berita penutupan akses jalan warga di atas tanah pekarangan pribadi di Ponorogo.
Hal itu dilakukan pemilik karena merasa dikucilkan dan tidak dihormati oleh warga yang melewati akses jalan tersebut.
Bahkan istrinya menurut klaim pemilik tidak diizinkan mengikuti kegiatan PKK oleh warga.
Masih menurut pemilik, sanksi sosial tersebut di terima dirinya dan keluarganya karena menolak memecah surat tanah milik keluarganya untuk dijadikan jalan umum.
Kendati begitu, sebelum akses jalan tersebut ditutup, sebenarnya akses jalan tersebut dibiarkan terbuka begitu saja oleh pemilik agar bisa dilewati oleh warga.
Namun gara-gara ada perasaan dikucilkan dan respon yang berlebihan dari warga terkait akses jalan tersebut, sehingga pemilik pekarangan menutup akses jalan tersebut dengan beton.