Pagi itu ketika matahari telah naik ke peraduan, kami siap bersepeda untuk menyusuri jalan desa tempat kami tinggal.
Tak lama akan berangkat, kedua bola mata ini dikejutkan dengan sosok hewan bergelantung di sebuah sangkar burung.
Setelah didekati ternyata itu adalah kukang bangka, matanya melotot dengan warna coklat dan garis putih samar diantara kedua matanya.
Kulang itu bergelantung dan berpindah dari satu gelantungan ke gelantungan lain dengan sangat lambat.
Akhirnya kami tak jadi bersepeda, termenung duduk melihat kukang bangka yang bergelantung di dalam sangkar itu.
Wajar saja, tak setiap hari bisa melihat hewan tersebut, seumur-umur baru lihat kukang bangka asli langsung dari alamnya.
Kukang bangka dalam sangkar itu ditemukan malam tadi oleh tetangga kami, setelah pergi mengambil tangkapan ikan dari tajur (pancing yang didiamkan semalam/lebih).
Ketika perjalanan pulang dan menyusuri jalan tanah merah yang baru dibuka oleh pemerintah, Beliau melihat sesorot mata yang bercahaya karena pantulan dari lampu motor yang beliau tunggangi.
Penasaran, beliau berhenti dan mengambil kukang bangka yang berada di pinggir jalan tadi dan sesampinya di rumah kukang bangka itu diletakan di sebuah sangkar burung.