Lihat ke Halaman Asli

Nur Laili Rahmawati

Guru / Penulis

Kutimbang Rindu di Selasar Waktu

Diperbarui: 26 Januari 2024   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri. tangkapan layar penulis

Dalam sepi malam tanpa gemerlap bintang,
Aku menimbang rindu yang membebani hati malang melintang
Seperti timbangan yang melibas waktu dimasa yang akan datang
Rindu menggantung, merayap di ujung malam yang kian petang

Beratnya terasa di punggung waktu,
Seperti beban yang tak terucap, namun dirasakan bak tanpa restu
Menimbang rindu, seakan mengukur jarak yang semakin tak menentu
Antara hati yang merindu dan yang terpisah seakan enggan untuk bersatu

Bibir ini meratapi jarak yang menganga terabaikan
Di antara kata yang terlalu jauh untuk diucapkan.
Timbangan rindu, seakan menjadi saksi rasa yang terandaikan
Pada setiap detik yang terukir dalam kerinduan penuh bisikan

Hati ini menimbang resah dengan penuh kerinduan,
Seperti penantian yang terus mengalir seiring waktu yang berlarian
Rindu seperti bayangan yang melintas di benak selaksa merelakan
Menyelinap di antara ruang-ruang hampa yang tak terucapkan

Dalam setiap timbangan rindu, terpatri harap yang kian semu
Bahwa rindu ini adalah cerita yang takkan pernah usai terramu
Sebuah perjalanan yang terukir dalam langit malam tanpamu
Dengan bintang-bintang sebagai saksi rinduku yang kian tertuju padamu

Tetapi, meski rindu berat terselip diantara kelopak mata
Aku memilih untuk tetap menimbangnya dengan sabar dalam dusta
Sebab di balik rindu yang terangkum terselip kekuatan cinta
Yang meleburkan jarak dan waktu membentuk kenangan abadi lirih kupinta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline