Pernah kurasa resah yang kian membuncah
Mengurai sendu dalam rasa yang semakin lemah
Luruh dalam sependar rindu yang mengawal kisah
Hingga pagiku semakin menawan sebentuk gundah
Aku terpaku dan terdiam tanpa rasa
Ketika perlahan hadirmu membasuh luka
Mengusik fatamorgana menjadi sepenggal lara
Menyibak tirai sendu dipagi yang kembali mengulik asa
Tahukah kamu tau sang mentari
Aku cemburu pada wangi embun yang menghiasi pagi
Yang hadirnya mampu menawarkan beningnya warna yang suci
Aku juga cemburu pada desiran sang bayu
Yang hembusannya dapat melintasi segenap ruang waktu
Jika rinduku memerlukan aksara dalam seuntai kalimat
Bagaimana aku mampu menyematkan namamu kala lidahku tersesat
Jika rinduku hanya serupa bayangan bisu yang kian penat
Seulas tanya kembali hadir apakah kisahku berakhir dan menjadi tamat