Lihat ke Halaman Asli

Bro NuKe 누기쌤

"Jadilah Pemimpin yang Melahirkan Pemimpin Mandiri" - Youth Leader

Mengembalikan 7 Peran Wanita dalam Pendidikan Anak: Refleksi Peringatan Hari Ibu

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu nasional. Peringatan ini menjadi penting untuk melihat dan merefleksikan bagaimana peran seorang ibu begitu penting dalam pendidikan seorang anak. Disamping ayah, seorang ibu memberikan warna tersendiri dalam pendidikan keluarga. Bertepatan pada hari ini, sebuah refleksi atas pengalaman saya bersama ibu tertuang dalam beberapa peran penting yang diberikannya dalam pendidikan keluarga:

1.Seorang ibu berperan sebagai penyeimbang gender

Ayah dikenal sebagai pribadi yang tegas dan disiplin, hal ini sesuai karakteristik pria yang cenderung keras. Untuk itulah, ada seorang ibu yang berperan sebagai penyeimbang dalam pendidikan seorang anak. Ibu bukan saja penyeimbang dalam membela atau melindungi ketegasan ayahnya terhadap anak tetapi juga sebagai role sex model. Dalam hal ini anak belajar secara tidak langsung mengenai keunikan dan karakteristik pria dan wanita.

2.Seorang ibu berperan sebagai pemimpin yang melayani

Ibu memang dikenal suka melayani tetapi jangan salah perannya ini justru adalah memimpin. Memasak, membereskan rumah tangga, termasuk bekerja sebagai wanita karir menunjukkan tidak lepas dari peran seorang ibu yang melayani di dalam kepemimpinannya. Ibu justru menunjukkan kepemimpinannya ketika dia menyuguhkan makanan bagi anak-anaknya. Ibu menunjukkan kepemimpinannya pada waktu dia membereskan kamar anak-anaknya. Ibu menunjukkan kepemimpinannya ketika mengingatkan anaknya untuk membereskan kamar anaknya seperti halnya ketika dia membereskan. Kepemimpinan yang dimulai dari teladan inilah kekuatan dari seorang ibu.

3.Seorang ibu berperan sebagai konselor

Sekalipun anak laki-laki ternyata membicarakan perihal yang private lebih enak dengan seorang ibu. Sekalipun wanita cenderung dikenal sebagai pribadi yang lebih banyak bicara daripada mendengar tetapi perannya sebagai ibu nampaknya akan berbeda. Ibu tidak segan mendengar keluh kesah seorang anak. Ibu juga lebih banyak mengenali dan mengetahui gesture anak-anaknya. Seorang ibu lebih peka terhadap keanehan atau hal yang bermasalah terhadap diri anak-anaknya. Untuk itulah, jika seorang ayah lebih banyak berperan sebagai konsultan bagi anak-anaknya, justru ibu berperan sebagai konselor.

4.Seorang ibu berperan sebagai manajer

Dibanding ayah, seorang ibu memang dikenal sebagai manajer terbaik khususnya dalam keuangan. Walaupun demikian, jangan lupa dia juga adalah seorang manajer yang baik bagi anak-anaknya. Dalam hal pendidikan seorang ibu sebenarnya sangat menentukan kesuksesan pendidikan anak-anaknya. Bagaimana tidak bukan persoalan kemampuan secara akademik yang dimiliki ibu yang menentukan kesuksesan anak-anaknya tetapi bagaimana ibu mampu mementor dengan baik. Pendampingan seorang ibu dalam proses belajar anak-anaknya sangat menentukkan bagaimana nantinya dia akan berhasil dan mandiri. Kemampuan manajerial seorang ibu terlihat ketika dirinya tahu saatnya menuntun anaknya dari depan, mendampingi dari samping dan mendorong anaknya dari belakang. Ibu mengetahui waktu yang tepat saat dia harus ada di dekat anaknya atau menjauhinya.

5.Seorang ibu berperan sebagai pejuang tangguh

Sepanjang mengenal ibu saya yang sudah mejanda kurang lebih 17 tahun lalu, saya mengenal dirinya sebagai wanita yang tidak pernah mengeluh. Suatu saat pada masa krisis ekonomi melanda Indonesia, saya tahu betul bahwa ibu saya sedang tidak ada uang sepeser pun sampai akhirnya untuk pertama kalinya dalam hidupnya dia menggadaikan beberapa helai kain batik hanya untuk membeli sembako. Walaupun demikian, tidak ada wajah sedih yang ditampilkan kepada anak-anaknya atau keluh kesah. Apapun ibu akan lakukan sejauh itu menjadi teladan dalam membangun roda kehidupan sebuah keluarga khususnya anak-anaknya.

6.Seorang ibu mampu menerapkan keadilan sebenarnya

Seorang laki-laki khususnya ayah memandang adil sebagai membagi dua sama rata. Ini berbeda dengan seorang wanita khususnya ibu saya. Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara dan dia sangat tahu bagaimana membagi dua secara adil antara saya dan adik. Misal ibu saya membawa saya kue maka jumlah yang lebih besar akan diberikan kepada saya dan porsi lebih kecil akan diberikan kepada adik saya. Pertimbangannya sederhana saya adalah anak laki-laki dengan postur tubuh yang lebih kecil, sedangkan adik saya perempuan dengan postur tubuh yang lebih gemuk. Ibu saya tahu bahwa makanan yang dia bawa adalah kue dengan tekstur dan kandungan gula serta bahan yang kurang baik bagi wanita dengan postur tubuh yang lebih gemuk. Dalam hal lain, ibu saya juga terapkan pertimbangan-pertimbangan tersendiri yang terkesan membedakan antara saya sebagai kakak dan adik saya. Akan tetapi itu semua baru kami sadari ketika usia kami telah dewasa dan betapa adilnya sebenarnya ibu saya kepada anak-anaknya.

7.Seorang ibu berperan sebagai reflektor

Saat ini ibu saya genap berusia 62 tahun dan peran terbesarnya hari ini adalah sebagai reflektor. Istilah ini seperti halnya cermin yang memberi tahu seperti apakah kondisi wajah saya saat ini. Baik dan buruknya suatu wajah akan terlihat ketika kita bercermin, demikianlah ibu berperan bagi anak-anaknya. Seiring dengan waktu peran seorang ibu lambat laun akan lepas satu per satu bagi anak-anaknya tetapi ada satu hal yang tidak mungkin hilang yakni perannya sebagai reflektor. Ibu mempunyai hak dan bahkan memiliki kepekaan dalam melihat penyimpangan apa yang terjadi dalam diri anak-anaknya. Kesalahan kecil apapun yang dilakukan anak seharusnya seorang ibu peka sekali sepanjang masa hidupnya. Disinilah ibu berperan bagi anaknya untuk mengingatkan dan kembali pada track yang benar.

Selamat hari ibu dan kiranya setiap wanita kembali pada perannya sebagai ibu bagi anak-anaknya di tengah berbagai macam kesibukan metropolis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline