Lihat ke Halaman Asli

Nurhasanah

Pengarang

Kenapa Harus Kita Lagi, Bu?

Diperbarui: 18 Oktober 2024   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

created nuhaaw_ by Canva

Rumah ini sudah ku anggap persinggahan ternyaman untukku berisitirahat,Sejuk diantara polusi kota,Nyaman ditengah panasnya Jakarta,Tempat istirahat terbaik ketika hiruk pikuk masalah kerja.
Kini menjadi rumah terseram yang pernah ku punya,
Kini menjadi rumah tersempit dibanding polusi kota,
Kini menjadi rumah terpanas dibanding Jakarta,
Kini tidak ada lagi tempat istirahat ketika merenungi hiruk pikuk dunia.

Kenapa jalang itu datang mengacak-acak rumah kita?
Kenapa jalang itu merebut tempat kita?
Kenapa jalang itu menghancurkan semuanya?

Berkeping-keping semua.
Berantakan!

Haruskah takdir kita di dunia seperti ini, Bu?
Apa tidak ada setitik bahagia untuk kita, Bu?
Senangkah dunia melihat kita porak poranda?

Musim kemarau rasanya musim hujan,
Tidak hujan namun bagai disambar petir,
Hidup namun mati.

Kesal, marah, benci, jijik!

Kenapa harus kita lagi, Bu?

Nuhaaw_

Serang, 23 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline